Jumat, 31 Oktober 2008

BERJUANG HINGGA AKHIR (Sebuah Memoar untuk Bpk Soeparno HS)

Sosoknya begitu sederhana,tutur katanya runtut dan senantiasa penuh semangat. Diamnya laksana seorang aristokrat, bicaranya bak motivator ulung....
Itulah sekelumit figur Bapak Soeparno HS, tokoh sosial yang terakhir menjabat sebagai Majelis Pertimbangan PSM (Pekerja Sosial Masyarakat).

Seorang tokoh yang lahir bukan karena ingin menokohkan diri. Seorang figur yang jujur dan senatiasa ingin menghibur. Seseorang yang hadir bukan karena ingin menghadiri tapi memang karena kehadirannya selalu dinanti. Dinanti idenya, kebijaksanaannya, keramahannya, kesosialannya, kedermawanannya, dan semangatnya....
Dan kepergiannya mengejutkan semua orang...terutama buat aku dan partner kerjaku. BAYANGKAN... setelah tiga bulan jasad beliau yang ku hormati tertanam di liang lahad, kami baru mengetahuinya. Dan itu pun tanpa di sengaja..
Jujur, dua minggu belakangan ini aku begitu ingin bertemu dengan beliau. Secara profesi kami masih memiliki hutang yang belum terbayar. Ya, beliau memang pernah menjadi subyek dalam proyek film dokumenter kami. Berkat kami angkat kisah perjuangan beliau, kami berhasil maju ke babak nominasi awal EAGLE AWARD DOCUMENTARY COMPETITION 2006...sayang Bung Jastis Arimba dan 10 nominee lainnya lebih unggul dari kami..
Dan di tahun 2007 partner saya kembali maju ke festival tersebut dengan menggali lebih dalam sisi ketokohan beliau...dan Alhamdulillah...belum berhasil...! Namun dari sana kami justru bertekad untuk menyatukan serta memvisualisasikan track record yang sudah dilaluinya selama ini. Karena kesibukan di Sanggar kami yang sedang berkembang kami kesampingkan proyek tersebut, sampai suatu ketika keinginanku begitu kuat untuk membuat sebuah film lagi, apapun itu, entah cerita ataupun dokumenter. Ya dua minggu lalu ketika aku mempreview semua kaset dokumen kami guna membuat shooting script, langsung aku teringat beliau. Aku putar kaset interview kami dengannya di Sekolah TK Budi Harapan, sebuah TK yang dirintisnya berpuluh tahun...
Disana aku sebagai pribadi ataupun sebagai anak bangsa begitu tergugah mendengar semua petuahnya. Di dalam pita kaset kami melihat kesederhanaan dan kejujuran dan semangat beliau yang tak pernah pudar meski tubuhnya memang sudah terlihat rapuh dimakan usia dan penyakit asma menahun.
Satu pesan dan kesan yang kudapat selama mengenal beliau adalah harus ada orang yang mau berkorban dan mengabdi kepada sesama. Dan pengabdian itu haruslah dilakukan tanpa pamrih hingga akhir hayat...dan beliau pun membuktikan omongannya tersebut !
Kabar yang kudengar, beliau wafat karena penyakit asmanya kambuh, beliau anfal karena kelelahan. Begitu banyak acara dan jadwal yang harus diikuti, padahal penyakitnya sudah sedemikian menggerogoti.
"Saya kaget ketika beliau wafat, karena paginya kita masih bertemu di Dewan (Kantor Dewan Kelurahan, karena memang beliau adalah DEKEL dari RW 09 kelurahan Grogol Utara kebayoran lama jakarta selatan. pen)." Ujar Drs. Khairullah Yahya, Ketua Dewan Kelurahan Grogol Utara yang kemarin siang aku temui dikantornya.
Ya kita semua terkejut....disaat kami membutuhkan semangat dan dukungan moril beliau ternyataTuhan berkehendak lain.
Bapak Soeparno Hs kami mohon maaf tidak bisa melihat saat-saat terakhir dalam hidupmu bahkan ketika engkau dimakamkan...
Namun, aku dan partnerku sama-sama akan meneruskan perjuanganmu, terutama diriku...Insya Allah aku sangat ingin meneladaninya...
Aku teringat sebuah kata mutiara dari temanku yang ditulis di dalam buku album kenanganku ketika SD berikut ini, jadilah kamu seperti lilin yang rela menerangi sekitar meski tubuhmu harus habis meleleh karenanya...
Hmm..kita butuh figur seperti itu..dan jadilah kita figur seperti itu..karena sabda Nabi Muhammad SAW Khoirukum anfa'uhum lilnas...sebaik-sebaik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia....
Inna lillahi wa inna ilaih roji'un...selamat jalan bapak Soeparno semoga semua amal ibadahmu diterima disisi-Nya dan semoga Allah mengampuni dan melapangkan kuburmu...Amiin

0 komentar:

Posting Komentar