Kamis, 23 Oktober 2008

YU'LA WA LAA YA'LU ALAIH


Orang Italia menyebut bangsanya Numero Uno, bangsa Jerman yang menurut Adolf Hitler adalah ras bangsa Aria, menyebut dirinya Uber Alles. Namun lihatlah apa yang mereka hasilkan, Musolini dan Hitler hanya sanggup memunculkan ideologi fasisme ! Tidak lebih !
Begitu pun dengan orang-orang Yahudi yang mengklaim dirinya sebagai ras dan bangsa terbaik di muka bumi ini, apa yang mereka lakukan selain menimbulkan kekacauan dimana-mana ? Mereka memang pinter, tapi mereka juga sekaligus keblinger ! Sableng ! dan super ngaco !
Begitu banyak paham dan ideologi yang ada di dunia ini, namun tak satu pun konsep dan pengejawantahannya yang mendekati kepada konsepsi Islam. Islam ada di dunia ini sebagai teologi sekaligus ideologi murni umat manusia. Islam ada dan berada di dunia ini bukan membawa sebuah eksklusifisme (ketertutupan). Islam sangat inklusif (terbuka) dan plural, mengakui dan menjaga keberagaman manusia menjadi sesuatu yang harmonis. Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih ! Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya !
Sebuah arogansi kah ? Tidak ! Tapi manakala ada sebagian kalangan yang beranggapan demikian silahkan saja ! Asal tau aja ya, Islam itu adalah ajaran Nabi Muhammad SAW yang langsung diwahyukan dari Allah SWT. Jadi Islam adalah milik-Nya, Islam adalah hak prerogatif-Nya. Nah kalau sudah begitu, salahkah kalau kita bersemboyan Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih ?!
Di saat orang Amerika menyatakan butuh Tatanan Dunia Baru, Islam sudah menjalankan konsep itu. Konsep itu adalah Minna dzulumati illa nuur, Dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang. Orang-orang Eropa mengenal itu sebagai Renaisance, begitu pula dengan adanya revolusi industri di Inggris sehingga membuat bangsa Eropa terlihat begitu hebat. Tapi buat Islam semua itu sudah Jadul ! Kuno ! dan ketinggalan jaman !
Disaat Plato mengarang buku yang disana berbicara tentang sebuah sistem pemerintahan, yang kemudian di wujudkan dengan adanya polis-polis atau negara kota. Atau ketika di abad pertengahan Filsuf-filsuf Perancis seperti Montesqiue mengemukakan teori Trias Politica, Islam menjawab itu semua sebagai sebuah kewajaran yang ada di tengah masyarakat. Ya, disaat manusia sudah bertambah banyak, maka disana harus ada kepemimpinan. athiulloh, wa athiur rosul, wa ulil amri minkum..(QS.4:59) demikian struktural yang dikehendaki-Nya, Taatilah Allah, dan taatilah Rosul, dan pemimpin-pemimpin diantara kamu...
Di dalam Islam kepemimpinan politik juga merupakan kepemimpinan teologi alias agama. Sehingga hukum-hukum yang ditegakkan harus bersumber kepada Al Qur’an dan As sunnah. Di kalangan masyarakat awam hal itu dinamakan sebagai negara teokrasi alias negara agama. Ekstrimnya orang menyebut Negara Islam.
Kenapa ekstrim ? Karena masyarakat kini, dan sejak dahulu sangat paranoid dengan pemahaman tersebut. Mereka paranoid terhadap muslim yang menghendaki tegaknya syariat. Mereka paranoid dengan ke-fundamentalis-an mujahidin Islam. Padahal sebenarnya adalah wajar bilamana setiap umat Islam menjadi kaum fundamentalis, wajar pula bila kita menjadi muslim fanatik. Karena itu semua adalah perintah Tuhan, Allah Azza Wa Jalla...
QS Al Baqarah (2) : 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Tafsir menurut kitab Jalalain :
208. Ayat berikut diturunkan mengenai Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya tatkala mereka membesarkan hari Sabtu dan membenci unta sesudah masuk Islam. (Hai orang-orang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam), ada yang membaca 'salmi' dan ada pula 'silmi' (secara keseluruhan) 'hal' dari Islam artinya ke dalam seluruh syariatnya tanpa kecuali, (dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah) atau jalan-jalan (setan), artinya godaan dan perdayaannya untuk membeda-bedakan, (sesungguhnya ia musuhmu yang nyata), artinya jelas permusuhannya terhadapmu.

Jelas bukan ? Jadi jangan pernah mengecam organisasi semacam Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina , Hizbullah di Afganistan, dsb. Sekali lagi jangan pernah mengecam tanpa pernah mengenyam Islam secara Kaaffah !
Kenapa harus takut dengan syariat Islam ? Alam semesta dan seluruh makhluk, selain manusia, semua tunduk pada Hukum/syariat Islam ! Coba bayangkan, kalau saja Bumi keluar dari orbit tata surya, kita semua pasti akan segera binasa! Lihatlah insting-insting binatang di dunia ini, dan begitu pun dengan sel-sel tubuh yang menyusun tubuh kita, semua mengacu kepada satu sistem yaitu sistem Allah. Siapa yang dapat mengubah sistem yang telah berjalan selama milyaran tahun itu ? (Silahkan baca buku karya Harun Yahya berjudul Memahami Allah melalui Akal)
Jadi, jangan pernah menyalahkan Tuhan terhadap semua musibah yang menimpa di negeri kita, seperti sudah dikatakan oleh-Nya berikut ini :
QS. An Nahl (16) : 112
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Semua musibah yang terjadi di dunia secara umum dan di bangsa ini secara khusus adalah karena peran serta kita juga. Jadi sesungguhnya kita lah yang mengundang murka Allah di bumi ini...
QS. Ar Ruum (30) : 41
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Jangan tanya kenapa Allah memberlakukan ayat-ayatnya tersebut, karena sesungguhnya sudah jelas keingkaran kita selaku muslim.
Kita enggan menjalankan syariat dan menegakkannya secara Kaaffah di muka bumi ini. Kita merasa keislaman kita telah terpenuhi hanya dengan melaksanakan rukun Islam dan rukun Iman, tidak sekali lagi tidak ! Naif sekali kita bila Allah menurunkan ayatnya hingga 6236 butir, namun kita hanya melaksanakan hanya sebelas butir saja. Rukun Islam dan Rukun Iman hanyalah sebuah ikhtisar, tapi juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) nya ada pada Al Qur’an yang kemudian di rangkai dengan pemahaman terhadap As Sunnah.
Dari sini pula kita memahami bahwa Rasul pernah melarang umatnya untuk saling memberikan cap kafir dan sesat kepada sesamanya, karena bisa jadi ternyata kita juga termasuk di dalamnya, naudzubillahi min dzalik...
Kenapa kita harus takut kepada syariat Islam ? Apakah kita takut dengan hukum-hukum Hudud seperti orang mencuri dipotong tangan, pemberontak dan perusuh diasingkan dan dipotong kaki serta tangannya secara bersilangan, atau bunuh balas bunuh, serta pezina dan pelaku perselingkuhan di rajam ? Ingat itu semua ada di Al Qur’an, ini dia teksnya kalau tidak percaya !
QS. Al Maaidah (5) : 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Al Maaidah (5) : 33
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,

QS. Al Maaidah (5) : 45
Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.

QS. Al Baqarah (2) : 178
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.



QS. An Nuur (24) : 2
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

Apabila di dalam QS. Al baqarah : 208 Allah SWT berfirman bahwa kita harus masuk Islam secara Kaaffah (menyeluruh), maka konsekuensi logisnya adalah ayat-ayat tersebut harus kita jalankan. Lantas kenapa kita takut dan sangsi untuk menerapkannya ?
Apakah dengan begitu kita jadi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) ? HAM versi mana yang kita maksud ? Kalau versi Amerika dan kroninya berarti sama saja kita mau dibikin Kafir oleh mereka.
HAM versi mereka adalah salah satu produk kaum misionaris Yahudi, mereka telah membuat beberapa butir kesepakatan yang tertuang dalam dokumen bernama Protocol of Zion. Dalam salah satu poinnya mereka ingin mengeluarkan umat Islam dari agamanya tanpa ia sadar telah keluar dari agamanya. Yah, seperti kita sekarang, ngakunya Islam tapi takut sama syariat Islam. Ngakunya Islam, tapi memusuhi dan mencegah secara terang-terangan penegakan syariat Islam.
Mereka mengaku kaum Islam moderat dan mengklaim pemikiran mereka sebagai sebuah liberalisasi. Mereka berbicara tentang kebebasan berpikir dan berpendapat, sehingga menurut mereka, Islam tiadalah beda dengan agama-agama lain di dunia, Naudzubillahi min dzalik...
Mereka dengan alasan pluralisme mendukung aliran-aliran yang menyempal dari Islam, seperti Sekte Ahmadiyah, baik itu Sekte Ahmadiyah Lahore maupun Sekte Ahmadiyah Qadiani..menurut mereka itu adalah kebebasan beragama...Astaghfirulloh Al adzhiim..Mereka boleh bebas berakidah dan beragama serta beribadah, namun janganlah mereka masih menggunakan simbol-simbol Islam !
HAM versi kita adalah takluk, tunduk, dan patuh sepenuhnya kepada sistem yang dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla. Itulah hak asasi kita yang juga sekaligus menjadi kewajiban asasi bagi seluruh umat manusia.
Suka ataupun tidak, kita semua akan kembali kepada-Nya, lalu siapkah kita mempertanggungjawabkan semua yang kita yakini kini ?
QS. As shaaf (61) : 1 – 4

Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Mari rapatkan barisan saudaraku, pandang ke depan, satukan visi dan misi serta persepsi, lafadz kan semboyan Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih !
Wallohu ’alam bi showab...

Al faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq
Jumat, 27 Juni 2008

0 komentar:

Posting Komentar