Jumat, 31 Oktober 2008

BERJUANG HINGGA AKHIR (Sebuah Memoar untuk Bpk Soeparno HS)

Sosoknya begitu sederhana,tutur katanya runtut dan senantiasa penuh semangat. Diamnya laksana seorang aristokrat, bicaranya bak motivator ulung....
Itulah sekelumit figur Bapak Soeparno HS, tokoh sosial yang terakhir menjabat sebagai Majelis Pertimbangan PSM (Pekerja Sosial Masyarakat).

Seorang tokoh yang lahir bukan karena ingin menokohkan diri. Seorang figur yang jujur dan senatiasa ingin menghibur. Seseorang yang hadir bukan karena ingin menghadiri tapi memang karena kehadirannya selalu dinanti. Dinanti idenya, kebijaksanaannya, keramahannya, kesosialannya, kedermawanannya, dan semangatnya....
Dan kepergiannya mengejutkan semua orang...terutama buat aku dan partner kerjaku. BAYANGKAN... setelah tiga bulan jasad beliau yang ku hormati tertanam di liang lahad, kami baru mengetahuinya. Dan itu pun tanpa di sengaja..
Jujur, dua minggu belakangan ini aku begitu ingin bertemu dengan beliau. Secara profesi kami masih memiliki hutang yang belum terbayar. Ya, beliau memang pernah menjadi subyek dalam proyek film dokumenter kami. Berkat kami angkat kisah perjuangan beliau, kami berhasil maju ke babak nominasi awal EAGLE AWARD DOCUMENTARY COMPETITION 2006...sayang Bung Jastis Arimba dan 10 nominee lainnya lebih unggul dari kami..
Dan di tahun 2007 partner saya kembali maju ke festival tersebut dengan menggali lebih dalam sisi ketokohan beliau...dan Alhamdulillah...belum berhasil...! Namun dari sana kami justru bertekad untuk menyatukan serta memvisualisasikan track record yang sudah dilaluinya selama ini. Karena kesibukan di Sanggar kami yang sedang berkembang kami kesampingkan proyek tersebut, sampai suatu ketika keinginanku begitu kuat untuk membuat sebuah film lagi, apapun itu, entah cerita ataupun dokumenter. Ya dua minggu lalu ketika aku mempreview semua kaset dokumen kami guna membuat shooting script, langsung aku teringat beliau. Aku putar kaset interview kami dengannya di Sekolah TK Budi Harapan, sebuah TK yang dirintisnya berpuluh tahun...
Disana aku sebagai pribadi ataupun sebagai anak bangsa begitu tergugah mendengar semua petuahnya. Di dalam pita kaset kami melihat kesederhanaan dan kejujuran dan semangat beliau yang tak pernah pudar meski tubuhnya memang sudah terlihat rapuh dimakan usia dan penyakit asma menahun.
Satu pesan dan kesan yang kudapat selama mengenal beliau adalah harus ada orang yang mau berkorban dan mengabdi kepada sesama. Dan pengabdian itu haruslah dilakukan tanpa pamrih hingga akhir hayat...dan beliau pun membuktikan omongannya tersebut !
Kabar yang kudengar, beliau wafat karena penyakit asmanya kambuh, beliau anfal karena kelelahan. Begitu banyak acara dan jadwal yang harus diikuti, padahal penyakitnya sudah sedemikian menggerogoti.
"Saya kaget ketika beliau wafat, karena paginya kita masih bertemu di Dewan (Kantor Dewan Kelurahan, karena memang beliau adalah DEKEL dari RW 09 kelurahan Grogol Utara kebayoran lama jakarta selatan. pen)." Ujar Drs. Khairullah Yahya, Ketua Dewan Kelurahan Grogol Utara yang kemarin siang aku temui dikantornya.
Ya kita semua terkejut....disaat kami membutuhkan semangat dan dukungan moril beliau ternyataTuhan berkehendak lain.
Bapak Soeparno Hs kami mohon maaf tidak bisa melihat saat-saat terakhir dalam hidupmu bahkan ketika engkau dimakamkan...
Namun, aku dan partnerku sama-sama akan meneruskan perjuanganmu, terutama diriku...Insya Allah aku sangat ingin meneladaninya...
Aku teringat sebuah kata mutiara dari temanku yang ditulis di dalam buku album kenanganku ketika SD berikut ini, jadilah kamu seperti lilin yang rela menerangi sekitar meski tubuhmu harus habis meleleh karenanya...
Hmm..kita butuh figur seperti itu..dan jadilah kita figur seperti itu..karena sabda Nabi Muhammad SAW Khoirukum anfa'uhum lilnas...sebaik-sebaik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia....
Inna lillahi wa inna ilaih roji'un...selamat jalan bapak Soeparno semoga semua amal ibadahmu diterima disisi-Nya dan semoga Allah mengampuni dan melapangkan kuburmu...Amiin

Kamis, 30 Oktober 2008

HIDUPLAH DENGAN HARAPAN

Aku ingin hidup sampai seribu tahun lagi…
Begitu pujangga chairil Anwar berharap…
Tokh, pada akhirnya ia mati muda…

Semua kita punya harapan
Berharap lah dengan setulus-tulusnya harapan

Harapan bisa saja terwujud
Namun mungkin juga menjadi sebuah impian

Yang terpenting adalah harapan
Karena harapan terkadang berbuah semangat
Semangat pantang mundur
Pantang kendur
Dan
Pantang berkata nasi sudah jadi bubur.....

Semoga harapan mu
Membuat dirimu tetap hidup....................


Pancoran
02/08/2008

JANGAN BERDEBAT !

Bangsaku hobi berdebat…
Masalah hukum diperdebatkan
Masalah ideologi diperdebatkan
Masalah agama diperdebatkan
Masalah Hak asasi diperdebatkan
Dan hampir setiap masalah senantiasa diperdebatkan

Seperti bangsa modern katanya
Seperti bangsa beradab katanya
Seperti bangsa berbudaya katanya

Ketika ku kecil,
Aku belajar di bangku sekolah
bahwa musyawarah untuk mufakat
Tapi kini,
musyawarah hanyalah ajang adu debat…

Kenapa kita harus berdebat
tentang penegakan hukum ?
Yang salah begitu jumawa
Yang benar malah jadi terdakwa…

Mengapa pula ideologi diperdebatkan
padahal jelas sudah antara yang haq dengan yang bathil
Al Haq Mirrobika Al Bathil minasyaithoni wa iblis dajjal la’natullah….

Malukah kita berkata
Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaihi !?
Malukah kita berkata
Bahwa Islam uber alles…best of the best…!?

Bagaimana kita gagah berkata
bila agama pun jadi bahan perdebatan…
Jarang kita mampu duduk tanpa bermadzhab
Langka rasanya kita bertutur ramah
dikala terhidang sejumlah perbedaan….

Perbedaan penghitungan waktu
perbedaan jumlah rakaat taraweh
perbedaan penggunaan qunut
dan masih banyak perbedaan lainnya….

Mengapa seolah tiada kata sepakat
Padahal para imam madzhab saling hormat
Tak mampukah kita mengedepankan akhlak
daripada menjunjung ego yang dibalut fiqih…….

Sadarlah wahai ikhwah fillah…
Persatuan tidak akan muncul
manakala perbedaan yang kita angkat….
Carilah titik temu dari sebuah kesamaan
maka kan kau dapatkan sebuah solusi berdasarkan kebersamaan

Jangan lagi
Agama kalian perdebatkan
karena itu adalah muara dari segala problematika
Aqimudiin wa laa tatafaroqu fiihi
Tegakkan Agama dan janganlan kalian bercerai-berai…
Karena Islam
adalah rahmatan lil ‘alamiin
dan kunci sukses dunia akherat………

Pancoran
24 September 2008
Al Faqir Abi Fakhri Habibul Ha

JALAN LAIN YANG HARUS KAU TEMPUH

Jalan lain adalah bagaimana kelak kita mau menempuh sebuah alternatif berbeda…. .
Banyak dari kita yang enggan menempuh jalan lain karena dianggap sebuah pekerjaan yang sia-sia belaka. Padahal kesia-siaan tersebut hanyalah sebuah wujud dari rasa takut mereka terhadap kacaunya persepsi dan skala prioritas yang mereka miliki……..

Namun coba bayangkan manakala tidak ada jalan lain di kehidupan kita yang fana ini…? Dapatkah kita bayangkan, betapa membosankannya apabila setiap hari kita hanya menempuh jalan yang itu-itu saja !

Untuk itu berterima kasihlah kita kepada para petualang yang tak pernah lelah mencari jalan. Mereka berjalan tanpa kenal pamrih, tanpa inginkan sesuatu yang selalu diinginkan oleh para pencari jalan lainnya. Apakah yang dimaksud dengan kalimat tersebut ? Makna tersiratnya adalah, para pencari jalan lainnya senantiasa hanya memikirkan sebuah tujuan akhir, selalu berpikir apakah mereka dapat menemukan jalan lain yang lebih baik dan indah.

Tidak…sekali lagi tidak…! bagi para petualang sejati adalah sebuah pantangan manakala mereka hanya berpikir tentang tujuan akhir dari sebuah perjalanan. Apa yang kelak akan mereka dapati sebagai sebuah tujuan akhir hanyalah merupakan sebuah proses panjang yang terkadang melelahkan dan menjemukan. Hanya para petualang sejatilah yang dapat memaknai setiap detik dari ribuan kilometer yang ditempuhnya.

Lantas, perlukah kita untuk menjadi seorang petualang sejati ditengah kehidupan yang serba munafik, serba dualisme dan begitu banyaknya pengecut-pengecut sejati ?

Yes, absolutely ! Paling tidak kita menjadi petualang untuk menemukan jalan bagi diri dan keluarga kita terlebih dahulu…Qu anfusakum wa ahlikum narroo demikian sinyal atau tanda dari Tuhan kepada kita semua !

Jangan sampai kita hanya menjadi orang-orang buta yang tersesat, orang-orang yang tak memahami sinyal dan tanda dari Tuhannya. Untuk itulah mengapa kita harus menjadi seorang petualang sejati, hingga kita tetap melangkah meskipun hujan badai menerpa, kilat menyambar menyilaukan pandangan, kokoh meskipun ombak menghadang, dan jadilah kita seorang pejuang yang berjuang demi tegaknya sebuah tonggak dan prasasti kebenaran di akhir hidup kita….

Mari, kita beranikan diri untuk melangkah dan berjalan. Meskipun belum mampu sebagai sang petualang apalagi sang pejuang, paling tidak kita sudah memiliki niat dan tekad yang pastinya nanti wajib kita wujudkan, Amiin Allohumma Amiin…


Wallohu ‘alam bi showab….

al faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
14/05/08

BBM…OH BBM…

Tanggal 23 Mei 2008, pukul 00.00 WIB pemerintah Republik Indonesia yang diberi nama kabinet Indonesia Bersatu, kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dan seperti yang sudah diprediksi oleh berbagai pihak rakyat pun bergolak. Sumatra, Jawa, Sulawesi adalah pulau-pulau besar dengan demonstrasi yang juga cukup besar.
Bisa di tebak bagaimana reaksi masyarakat dengan kondisi ini, mereka semua berkata “Benar-benar Menyebalkan” (BBM). Bahkan mereka sudah merasa “Benar-Benar Muak (BBM) .
Masalah BBM ini memang selalu menjadi masalah yang “Benar-Benar Memusingkan” (BBM) bangsa ini. Semua dibikin pusing ! Hmm..sebuah kondisi yang “Benar-Benar Menyedihkan”…
Bila kita ingat semboyan SBY ketika berkampanye yaitu Bersama kita Bisa, betul sekali, kini sekarang memang Bersama Kita Bisa Terpuruk !
Ah, tapi sudah lah saatnya sekarang kita “Bersama Berbagi Masalah” (BBM) dan “Bagaimana Bersama Menyikapi” (BBM). Lantas sikap apa yang harus kita ambil ?
Pertama, mari bersama kita ucapkan :
artinya :
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"

Ya, kini kita sedang ditimpa musibah besar ! dan kita harus bersama mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya semua datang dari Allah dan hanya kepada Allah-lah tempat kembali). Baiknya adalah bukan sekedar mengucapkan tapi benar-benar kita hayati dan laksanakan.
Disaat bangsa sudah sedemikian terpuruk, jangan lagi kita merasa bisa memecahkan masalah sendiri, coba lihat bagaimana Allah memberikan solusi atas masalah-masalah yang terjadi, karena sudah selayaknya bilamana kita mengaku sebagai makhluk Allah maka kita pun harus tunduk untuk menggunakan cara-Nya…
Sikap kedua kita adalah seperti di QS.Al An’am(6) : 116 berikut ini
Artinya :
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

Menurut tafsir Jalalain ayat tersebut bermakna :

(Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi) yakni orang-orang kafir (niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) yaitu agama-Nya (sama sekali) (mereka tidak akan mau mengikuti kecuali hanya pada prasangka belaka)…

Jadi, kini kita harus mulai melihat dan meneliti siapakah yang harus kita ikuti, jangan asal ikut-ikutan, kalau orang-orang berdemo kita ikut. Kalau orang teriak kita teriak, meskipun kita merasakan bahwa hidup kita semakin sulit.
QS.Al Israa(17) : 36
Makna menurut Tafsir Jalalain :

(Dan janganlah kamu mengikuti) menuruti (apa yang kami tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati) yakni kalbu (semuanya itu akan diminta pertanggung-jawabannya) pemiliknya akan dimintai pertanggung-jawabannya, yaitu apakah yang diperbuat dengannya?

Kita harus punya prinsip dan prinsip yang kita jalani haruslah Prinsip Ilahiah, Prinsip yang berdasarkankan kepada Syariat-syariat Allah SWT.
Kita harus menyadari bahwa kerusakan dan kesemrawutan yang terjadi ini adalah karena ulah kita, ingat “kita punya andil” dalam membuat kondisi ini menjadi semakin buruk.
QS.Ar-Ruum(30):41

Makna menurut Tafsir Jalalain :

(Telah tampak kerusakan di darat) disebabkan terhentinya hujan dan menipisnya tumbuh-tumbuhan (dan di laut) maksudnya di negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi kering (disebabkan perbuatan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca liyudziiqahum dan linudziiqahum; kalau dibaca linudziiqahum artinya supaya Kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali) supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat.

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya, lihatlah betapa lalainya kita terhadap Al Qur’an selama ini. Sudah empat belas abad yang lalu Dia telah memberikan sinyal kepada umatnya. Tapi kita terlalu berasyik-masyuk dengan kehidupan dunia, kita tak pernah sedikitpun melihat ayat-ayat tersebut. Dan coba renungkan lagi firman tersebut.
QS.An Nahl(16):112
Artinya :
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Jadi, kesimpulannya dengan musibah yang kita alami bersama ini, kita semua harus saling berinstropeksi. Dan harus segera mengambil langkah untuk menuju kepada sebuah kebangkitan hakiki. Bagaimana caranya ? Silahkan baca tulisan kami yang berjudul Kebangkitan Nasional.
Dalam tulisan tersebut saya menuliskan sedikit tips yang semua di kutip dan disarikan dari Surah Al Mudatsir, yang Insya Allah akan diteruskan dengan tulisan saya yang akan mengutip surah Al Muzamil yang lebih kongkrit lagi menjabarkan bagaimana kita harus bangkit dengan cara-cara yang Syar’i.
Wallohu ‘Alam bi showab….


Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
Selasa, 27 Mei 2008

INGIN BUANG HAJAT ? CARI TOILET SEGERA!

Pernahkah anda tiba-tiba saja ingin buang hajat ? baik itu hajat kecil maupun hajat besar ? Pasti pernah ! Karena itu adalah merupakan siklus pencernaan dari tubuh kita.
By the way-anyway-busway, anda mengerti bukan dengan apa yang saya maksud itu ? Ya, maksud buang hajat disini adalah buang air besar dan buang air kecil (tau juga dong apa yang saya maksud, kalau kurang mengerti silahkan saja tanya orang-orang disekitar anda, karena itu sudah merupakan terminologi yang paling sopan).
Lalu darimanakah asalnya istilah “buang hajat” tersebut ? Kalau diartikan kata “hajat” itu sendiri berasal dari terminologi bahasa Arab yang artinya kebutuhan. Namun apabila kata “hajat” tersebut diberi akhiran “an” maka artinya jadi berbeda lagi, yaitu acara pernikahan.
Akh, sudahlah mari kita lupakan arti dan definisi dari kata “hajat” tersebut. Yang penting kini kita sepakat bahwasannya buang hajat berarti menyalurkan kebutuhan atau buang air besar dan kecil.
Jadi, buang hajat pastilah merupakan sebuah aktifitas yang pasti pernah dilakukan oleh manusia normal. Lantas dimana letak permasalahannya ?
Baik, kini kita mulai serius !
Kalau saja anda sedang dalam kondisi “kebelet” bagaimana rasanya ? terutama kalau kita ingin buang air besar. Maaf, pasti anda semua amat sangat menginginkan untuk melampiaskannya dengan sesegera mungkin, pasti anda pun merasa sangat butuh untuk membuangnya sesegera mungkin.
Kalau saja ada orang yang ingin merintangi keinginan anda tersebut apa reaksi anda yang paling spontan ? Pasti anda akan melawan orang yang menghalangi anda tersebut. Betul ?
Manakala anda ada ditengah jalan dan sedang berada di dalam kendaraan yang berjalan, pasti anda ingin segera menghentikan laju kendaraan tersebut, Bahkan mungkin untuk beberapa gelintir orang, tempat tak jadi masalah. Betul ?
Dan masih banyak contoh lainnya. Intinya, anda akan melakukan apapun demi tercapainya maksud anda untuk membuang hajat. Kalau untuk membuang hajat saja anda sampai sebegitu “patriotik”nya, mengapa itu tidak anda lakukan dalam berbuat kebajikan.
Kenapa kita selalu menunda taubat hingga usia kita mulai senja, seperti sebuah ungkapan, “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”. Mengapa dalam menjalankan perintah Alloh kita masih berpikir seribu kali ?
Anda harusnya belajar dari hikmah yang terkandung disaat kita ingin buang hajat tersebut. Kita semua takut dan malu manakala kita sudah tidak sanggup lagi menahan, maka apa yang kita tahan itu akan keluar tanpa halangan.
Lalu mengapa kita tidak takut dan malu kepada Alloh dikala kita semua bermaksiat kepada-NYA ? Mengapa dengan arogannya kita merasa bahwa kita pasti bisa mencapai usia senja ? Jangankan usia senja, besok atau bahkan lima menit lagi kita mati, apa ada yang tahu dengan persis ?
Rasa sakit menahan buang hajat adalah rasa sakit yang ingin segera kita lenyapkan. Kita enggan menyimpan kotoran-kotoran itu lebih lama lagi, kita muak dan jijik bila membayangkan kotoran-kotoran itu berceceran dilantai dan di sela-sela kaki kita (maaf, sekali lagi maaf…).
Herannya, kita begitu betah menyimpan dosa-dosa akibat dari perbuatan maksiat kita ! Bahkan kita begitu bangga bila jauh dari Tuhan, dengan menganggap orang yang beriman sebagai orang-orang yang “jadul” alias orang-orang jaman dulu yang tidak “ngetrend” dan “beken”. (Sesungguhnya orang beriman adalah orang yang senantiasa Up To Date !)
Dosa adalah kotoran bathin dan yang kita bahas sedari tadi adalah kotoran zhohir alias fisik. Hakikatnya, keduanya adalah kotoran yang sangat tidak pantas bila masih kita simpan dan pertahankan, apalagi kita banggakan !
Untuk itu Yaa Ikhwanul Muslimin, Yaa Jama’atul Islamiyah wal Qiyadatul Islamiyah, apalagi orang-orang non muslim, ni’mat Tuhan mana lagi yang hendak engkau dustakan !
Bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat selama pintu taubat belum tertutup untuk kita semua.................................................................................................
Wallohu ‘alam bi showab……

Al Faqir Abi Fakhri Habibbul Haq
Kamis, 22 Mei 2008

HIDUP JANGAN TERLALU SERIUS

Hmm..hidup gw dah terlalu serius akhir-akhir ini..jadi pusing sendiri kadang-kadang…So apa gw harus hidup dengan penuh canda tawa geto ? Taw gak loh, becanda terus-terusan juga cape gila !
Jadi musti or kudu gemana dunkz ?
Lo pada taw kan a lot of shit here ! yupz banyak hal-hal yang bikin gw muak. Muak bikin perut mual n pengen Huuekkk !
Jaksa penuntut jadi orang yang dituntut, omongannya pade kae buntelan kentut. Ngakunya ngarti hukum, tapi gak taunya hukum cuma dicari bwat benerin tingkah laku mereka yang salah aja !
Anggota dewan yang seharusnya kawan cuma jadi sekawanan perampok yang ngegasak duit rakyat. Ngomongnya rapat, padahal cuma ingin merapat sama uang dan buang hajat seksual di hotel bareng pecun !
Bencong, hombreng, n lesbong, jadi pade naek daon kae ulet aje ! Pengen ngetop, yei kudu jadi bencong lah bow[1] ! Akika mawar lekong deh bow[2] (Hueekkkk...!)
Hmm..kadang lucu juga ngeliat para bencong pade monyongin moncongnya. Ngemeng belagak lembut kae weice. Jalan belenggak-lenggok kaya po’onan ditiup angin, goyang kanan-goyang kiri....kesian ! Pada maksa bener ya ! Coba deh lu pade liat kedalem sempak masing-masing. Bagi yang cowok, lu pade liat benda silindris dengan dua buah telur dibawahnya, iya kan.
Nah, yang cewek. Lu pade ngelongok juga deh ke balik BRA n CD. Ade dua yang gondal-gandul kan ? trus ape bentuk kelamin lu mirip sama punya laki ? gw garansi beda, iya kan iya dong bener kan bener dong.
Bingung, kenape jadi pade maksa pengen jadi orang laen seh ? ude taw laki pengen jadi cwek..nah yang cwek belagak di macho-machoin geto ! dasar pada sinting lu pada ! Mane lu pade minta pengakuan lagi ! Berarti lu pade sadar kan kalo lu sebenernye kagak ade. Kenapa maksa banget seh ! emangnya enak kalo esek-esek dipaksa ? itu sih namanya pemerkosaan.
Ya sama kae kalian...maksa kita bwat nerima keberadaan kalian ! Dari kecil kite cuma kenal dua jenis kelamin, nah sekarang kenape jadi empat, gokil abiez nih jaman !
Ada hombreng yang jagoan ngebunuh, rame-rame komunitas manusia-manusia aneh itu menuntut haknya...hem gokil ! Lu pade nuntut hak, tapi lu pade sadar kagak seh, kalo lu hidup itu punya kewajiban ! Ye..lu pade tu wajib taat sama hukum alam. Udah lah pada sadar... rekan bencong kita yang ude mokat duluan aje sadar..die pas mo dikubur pengen jadi laki...Nah lu ikutin ngapa ? ( Salut bwat Jeanny Avista alias Avi alias Joko ).
Ngomong apa lagi yupz ?
Intinya aje deh...lu jangan hidup terlalu serius...kenape ? karna kite bakal mati taw gak seh ? Jadi lu pada serius ibadah aje deh ! Jangan pade ikut-ikutan yang kagak bener...lu pade maw ape ntar ada tsunami lagi !
Tobat deh...gw aja mo tobat masa lu kagak sech !
Eh taw gak...tobat itu lagi ngetrend loch..........



Baba fai
01/08/2008


[1] Kamu harus jadi waria lah
[2] Aku mau laki-laki nih

Sabtu, 25 Oktober 2008

THE PEACE MAKER

Ternyata untuk menjadi seseorang yang berjiwa damai dan mendamaikan itu sulit...

Untuk mendamaikan sebuah konflik dibutuhkan sikap adil. Adil dalam makna sesungguhnya yaitu proporsional.Adil bukan berarti sama rata sama rasa..
Manakala konsep keadilan kita artikan sebagai samarata samarasa justru hal itu akan menimbulkan sebuah konflik yang baru lagi. Alhasil, perdamaian yang kita inginkan akan sulit terjadi..

Jumat, 24 Oktober 2008

CATATAN DARI SANTA MONICA


Tanggal 10 Agustus 2008, pukul 07.30 WIB…
Di hari minggu pagi yang cerah, saya bersama tim Tour Leader dari Senopati Buana Sakti mengadakan Plantation Walk. Saat itu kami mengawal para tamu dari karyawan BII divisi Consumer Collector. Acara ini adalah bagian dari rangkaian acara Fun outbond games yang telah disusun oleh tim senopati dan panitia dari BII.
Awalnya saya mengira acara ini hanyalah jalan-jalan biasa, karena saya tidak mengikuti briefing awal dimana saat itu seluruh mata rantai acara dikupas hingga sedetil-detilnya. Ternyata acara jalan-jalan ini ”tidak biasa”, dan bukan hanya saya tapi ternyata seluruh peserta yang ikut juga mengira demikian.
Saya terkejut begitu melihat medan yang ada. Begitu turun dari area Santa Monica Resort, cikretek, saya hanya menemukan jalan setapak yang dipenuhi oleh rimbunan semak belukar. Disebelah kanan saya ada tebing yang cukup tinggi, sementara disebelah kiri ada jurang yang terlihat curam. Saat itu terlintas dibenak saya sebuah pertanyaan, ”apa ini jalan yang benar ?”
Saya akhirnya menggunakan Handy Talky untuk menghubungi Erni, Tour Leader lain yang sudah lebih dulu mengawal beberapa orang. Saya tertinggal dengan kelompoknya kira-kira 15-20 menit. Saya bertanya kepadanya dimana posisi dia dan meyakinkan bahwa ini adalah jalan yang benar. Karena saat itu pemandu kami hanyalah bocah-bocah kampung yang sedang bermain di area Resort. Apalagi setelah tiga orang yang saya kawal juga ragu apa ini jalan yang benar.
Dan akhirnya Erni menjawab panggilan saya, dia bilang bahwa jalan yang saya lalui adalah benar. Setelah itu mantaplah kami berjalan lurus kedepan, karena memang tidak ada jalan lain disana. Hingga kemudian kami berhasil merapat ke rombongan pertama. Mereka terhenti, rupanya medan yang kami hadapi bertambah berat.
Para lelaki saling bahu-membahu menolong kaum hawa yang mulai ketakutan melihat jalan yang terjal. Satu persatu langkah mereka teratur melewati bebatuan dan tanah yang becek akibat rembesan air sungai. Tanah yang becek itu terlihat begitu rawan karena menurun curam dan licin. Beberapa orang sempat terpeleset, sehingga membuat kawan-kawan yang berada dibelakangnya kian berhati-hati melangkah.
Jarak yang sebenarnya tidak seberapa jauh, jadi terasa mencekam dan melelahkan. Apalagi tiba-tiba hujan rintik-rintik mulai turun, membuat sebagian besar peserta kian panik, termasuk saya. Saya menghubungi posko memohon agar segera dikirim kendaraan untuk evakuasi dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Alhamdulillah, gerimis pun berlalu sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan dengan tenang. Meski saya yakin, hati kami saat itu berkata was-was dan bermohon penuh harap agar jangan turun hujan hingga kami sampai ditujuan.
Akhirnya, kami tiba disebuah pabrik minuman air mineral...
Para peserta menyangka itu adalah akhir derita. Karena memang disekitar pabrik hingga radius beberapa kilometer sesudahnya adalah jalan yang sudah beraspal halus. Beberapa dari mereka melakukan jogging, sebagian lagi asyik berfoto di pabrik dengan tawa canda yang begitu lepas.
Saya yang memang tidak mengikuti brifing dan tidak mengetahui rute sesungguhnya lebih bersikap waspada, saya tidak mau kalau ternyata jalan setelah ini lebih berbahaya dari yang baru saja kita lalui. Dan ternyata benar, ketika saya tanya ke salah seorang pemandu dari Resort, ternyata masih ada jalan yang mendaki dan hanya itulah satu-satunya rute yang terdekat.
Saya pun berjalan ke lokasi yang disebutkan oleh pemandu, dan ternyata benar. Meski sudah diberikan pijakan berupa tangga dari bambu yang tersusun, tetap saja jalan tersebut ”mendaki lagi sukar”. Hampir seluruh peserta tertegun begitu menyaksikan kenyataan bahwa mereka masih harus mendaki lagi. Ada beberapa orang yang menyerah, namun setelah diberi pengertian bahwa ini adalah rute tersingkat akhirnya mereka pun ”setuju” untuk menempuh jalan itu.
Dan pada akhirnya, kami semua sukses sampai kembali ke Resort meski dengan susah payah dan sepatu serta pakaian yang sedikit belepotan tanah basah.

Hikmah yang dapat dipetik

Perjalanan Plantation Walk itu buat saya begitu berkesan, bukan karena Erni sang idola para peserta yang selalu minta saya tuntun lho...Tapi saya benar-benar puas dan beryukur serta tak ada henti-hentinya bertasbih menyaksikan keindahan alam yang ada di hadapan saya.
Di keseharian saya hanya menyaksikan rutinitas dan pemandangan metropolitan yang menyesakkan dada. Asap kendaraan yang mengepul mengumbar polusi. Dan berhadapan dengan orang-orang yang beraneka ragam karakter, yang terkadang terjadi silang pendapat bahkan sampai berdebat saling mempertahankan ego masing-masing.
Saat itu seketika seluruh kepenatan fisik dan jiwa saya seolah sirna, lenyap tak berbekas. Letih tubuh karena harus melayani tamu sebaik mungkin seolah terbayar lunas karena hanyut dalam suasana yang sangat menggugah sisi spritual dalam diri saya, Subhanalloh...Walhamdulillah...Wa laa ilaha illallohu...wallohu akbar...
Saya tidak tahu persis apa yang mereka rasakan saat itu, tapi buat saya...its very exciting experience...sebuah pengalaman yang begitu menakjubkan....
Saya melihat ada beberapa hikmah yang dapat kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
1. Leadership
Di dalam perjalanan yang begitu melelahkan dan begitu mencekam buat sebagian orang, dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan. Disaat orang-orang disekitar kita kehilangan rasa percaya diri menghadapi medan yang tidak dapat diprediksi, harus ada yang tampil sebagai seorang pemimpin yang bijak. Seorang pemimpin bukanlah sekedar seorang pimpinan yang hanya bisa memberi perintah, menuntut hak, menegur bahkan menghukum, namun tidak pernah memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi bawahan. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang memiliki jiwa melayani setulus hati. Manakala disaat sulit ada orang yang siap melayani sepenuh hati tanpa pamrih, itulah pertanda munculnya karakter kepemimpinan sejati. Di dalam ketiga rombongan yang kami kawal, saya melihat ada sebuah mutiara yang terpendam. Sebuah mutiara hitam, meskipun fisik berwarna hitam namun ternyata ia tetap dapat mengeluarkan cahaya cemerlang bagi sekitarnya.

2. Teamwork

Meskipun disuatu keadaan telah hadir orang-orang yang berkarakter pemimpin sejati, maka itu akan sia-sia manakala tidak ada kerjasama tim yang solid.
Di dalam sebuah keadaan yang sulit dan tidak terprediksikan dibutuhkan kejelian seorang pemimpin untuk membentuk sebuah teamwork yang solid.
Teamwork yang solid dapat terwujud manakala sesama tim sudah saling menyadari bahwa mereka harus berjalan bersama, beriringan untuk meraih suatu tujuan, apapun itu yang menjadi tujuan.
Kinerja sebuah team dikatakan baik, manakala semua orang yang berada di dalamnya mengerti betul mau dibawa kemana arah organisasi kelak. Tidak ada yang ingin saling menonjolkan diri, seperti jantung, meski orang tidak melihat bentuknya, tapi orang paham bahwa tubuh dapat hidup karena ada jantung yang terus berdetak.

3. Semangat Juang

Di dalam sebuah tim yang solid, agar dapat tercapai sebuah tujuan. Dibutuhkan orang-orang yang bersemangat juang tinggi. Manakala tidak semua mempunyai semangat juang yang tinggi, tidaklah menjadi soal.
Dalam sebuah ”ilmu matematika Qur’an” cukup satu orang yang mempunyai semangat juang tinggi diantara sepuluh orang lainnya. Dengan kata lain perbandingan 1 : 10 adalah sesuatu yang logis menurut Allah SWT.
Satu orang itu yang bertugas menjadi motivator bagi rekan-rekan lainnya. Memang idealnya setiap individu memiliki motivasi yang kuat, namun kita tidak boleh memungkiri kondisi mental dan wawasan seseorang yang pasti memiliki per bedaan. Ya jadi yang dimaksud dengan semangat juang disini adalah motivasi yang kuat dan terus menerus menyala sehingga dapat menerangi sekitarnya.
Dan yang saya salut, meskipun secara fisik hampir seluruh peserta diserang kelelahan, namun mereka tetap memiliki semangat juang yang tinggi. Itulah sebenarnya yang mengantar mereka selamat dan sukses sampai di tujuan.

4. Komunikasi

Komunikasi adalah faktor kunci dari kesuksesan sebuah organisasi. Betapa pun hebatnya seorang pemimpin namun ia tidak bisa berkomunikasi, maka tunggu saja hancurnya organisasi itu dengan segera.
Komunikasi bukannya ngerumpi[1] alias ngobrol ngalor-ngidul[2]. Tapi komunikasi yang dilakukan adalah pembicaraan dua arah yang efektif, tepat guna dan tepat sasaran, tidak perlu mengumbar kata dan makna, straight to the point.
Namun memang adakalanya dalam kondisi tertentu seorang pemimpin harus menyediakan waktu khusus untuk mendengar kritik, saran, bahkan keluh kesah bawahannya. Karena tanpa kenyamanan jiwa kita tidak akan mampu mengerjakan tugas atau memecahkan masalah sesimpel apapun itu.
Untuk itu, sekali lagi, komunikasikan keinginan anda, komunikasikan keinginan organisasi sehingga dapat bersama-bersama mencapai tujuan. Kelelahan, jenuh, dan rasa enggan adalah wajar, namun bukan sesuatu yang harus didiamkan, sehingga efektifitas komunikasilah yang dapat menyelesaikan hal itu.

5. Permasalahan hidup

Dalam perjalanan Plantation Walk tersebut kita dapat mengambil sebuah ibroh atau pelajaran di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ketika ada rombongan yang tertinggal dan mereka butuh penunjuk jalan, saya sebagai tour leader harus segera menyambut kesulitan mereka. Di dalam kehidupan nyata saya merasa, masih sedikit sekali orang yang peduli kepada sesama. Ada orang yang butuh petunjuk, tersesat dan kehilangan arah, namun kita yang mengetahui hal itu malah asyik sendiri, dan pura-pura cuek.
Akibatnya, orang yang tersesat makin jauh tersesat. Mereka tidak dapat menemukan lagi jalan yang benar. Yang mereka tahu hanya jalan itu, meski harus masuk jurang, buat mereka itu adalah jalan yang terbaik. Ironis bukan ?
Lalu, ketika kami melewati jalan setapak dengan berdinding tebing dan berlantai jurang, saya berpikir, itulah hidup kita kini. Dalam kondisi negara yang sedemikian sulit, disaat kanan-kiri kita tidak menemukan sebuah jalan, hanya satulah jawabannya yaitu maju lurus kedepan mengikuti jalan setapak yang sudah ada. Jangan berpikir tentang kesulitan yang akan kita hadapi, apalagi sampai berputus asa dan mundur kebelakang. Meskipun kita tahu dengan maju banyak resiko yang akan kita jumpai, namun itulah jalan yang harus kita tempuh. Mundur atau berbalik kebelakang hanyalah berakibat kita tidak dapat merasakan indahnya perjalanan.
Di tengah perjalanan panjang dan terasa melelahkan itu kita jumpai medan nan tak bersahabat, kontur tanah miring dan licin. Tanah licin tadi dapat membuat kita terpeleset jatuh sehingga membuat langkah jadi harus lebih berhati-hati. Terkadang meski kita sudah merasa berhati-hati, tetap saja ada yang terpeleset jatuh...Itulah hidup wahai saudaraku... Hidup ini terasa panjang dan melelahkan manakala kita tidak tahu arah tujuan hidup kita. Semakin kita berspekulasi tentang sebuah tujuan hidup, semakin besar pula potensi kita untuk tersesat atau bahkan disesatkan orang. Manakala kita sudah semakin jauh tersesat dan kita menyadarinya, maka kita akan enggan untuk kembali ke arah yang benar, kemudian kita pun berada dalam keraguan. Kita sadar telah terpeleset, itu bagus ! tapi jangan sampai kita jatuh terperosok ke jurang maksiat yang dalam dan tak memiliki dasar !
Setelah melewati perjalanan yang panjang dan berliku, melewati sungai, tanah-tanah yang landai dan licin pasti kita akan menemukan tanah datar dimana kita bisa beristirahat sejenak. Namun kita harus ingat, bahwa lahan datar dan terasa damai tentram itu hanyalah sebuah peristirahatan sementara. Tujuan perjalanan yang sesungguhnya belumlah selesai !
Lantas apa yang terjadi ? ternyata banyak diantara kita yang terlena, berasyik-masyuk sesama rekan, terkagum-kagum dengan kondisi alam sekitar, bahkan ada yang dengan sengaja menghambur-hamburkan uang, waktu dan tenaga.
Kita lupa bahwa hidup ini adalah sebuah persinggahan, sedangkan tujuan akhir kita adalah akhirat dimana dahulu kita pun berasal darinya. Kita terlalu asyik menikmati dunia, bekerja sepanjang hari mencari uang dan kemudian menghambur-hamburkannya, lupa dengan tujuan hidup yaitu menjadi budak Allah SWT. Dan kita pun benar-benar lupa akan semua perintah agama yang notabenenya adalah perintah Allah, sang majikan kita.
Manakala kita kembalikan ke dalam analogi perjalanan Santa Monica ini, akankah kita sampai pada tujuan kita ? Apakah kita termasuk orang-orang sukses, atau orang-orang yang selamat ?
Kita semua akan terkejut manakala perjalanan ini dilanjutkan, seperti ketika saya di santa monica, mereka semua terkejut, karena ternyata untuk sampai ke tujuan mereka harus melewati jalan yang mendaki lagi sukar.
Begitu pun kenyataan hidup. Kita merasa bahwa setelah hidup kita mati, dan setelah mati semuanya selesai. Tidak, sekali lagi tidak ! Justru mati itu adalah sebuah awal bagi segala perhitungan kita hidup di dunia. Apa yang kita tanam, di alam kubur kita sudah mulai memetik hasilnya.
Wahai saudaraku, sadarlah bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh lika-liku dan beraneka ragam ujian. Hanya orang-orang yang memahami pedoman (Al Qur’an) lah yang akan benar-benar selamat, dapat merasakan indahnya hidup di dunia dan di akhirat.
Nikmatilah hidupmu setelah engkau mempersiapkan matimu !

Demikian majelis pembaca yang tercinta, semoga pembahasan yang panjang lebar tadi dapat bermanfaat dan dapat menjadi sebuah renungan bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT mengampuni kita semua dan senantiasa memberikan taufiq, hidayah, serta inayahnya kepada kita semua, Amiin.....
SELAMAT PAGI !


14 Agustus 2008
Al faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq

[1] Bergunjing, gosip
[2] Bicara tak jelas arah

Kamis, 23 Oktober 2008

TIADA KECACATAN DALAM DIRINYA


Di stasiun Kereta Api Pasar Minggu, Jakarta Selatan, aku melihat aneka ragam manusia dengan beraneka ragam tingkah polah. Sebagian besar dari mereka jelas bertujuan untuk menaiki kereta api. Meskipun satu maksud namun berbeda arah dan berbeda motif yang melatar-belakangi tindakan mereka.
Dari sedemikian manusia aku melihat beberapa gelintir manusia yang menyatakan dirinya demi mengiba rasa kasihan dari setiap insan, setiap insan yang tengah menanti dan berlomba-lomba mengejar harapan serta cita-citanya.
Dan dari beberapa gelintir itu kusaksikan para pengiba itu mengiba memohon belas kasih mencoba untuk menyentuh relung kalbu yang terdalam. Dan beberapa gelintir dari mereka dinamakan sebagai orang cacat.
Hmm..kita sudah terbiasa dengan istilah cacat itu. Baik itu cacat tubuh/fisik maupun cacat mental. Dengan adanya sebuah kecacatan yang menyertai seseorang kita beranggapan macam-macam. Namun semua berbenang merah sama, iba !
Namun ternyata banyak pula yang mencibir dan jijik menatap kecacatan mereka. Mereka merasa lebih dan menyatakan orang-orang berkekurangan itu sebagai kaum yang memang dikehendaki terlahir demikian serta layak untuk di marjinalkan.
Lalu al faqir bertanya dengan relung kalbu terdalam. Pantaskah mereka kita panggil cacat ? Manakala benar begitu adanya maka hadirlah pertanyaan berikut, berarti ada ciptaan Tuhan yang cacat ?
Lantas dimana korelasi ayat Laqod kholaqnal fii ahsani taqwiim ?
Ya sebuah pernyataan subyektif dari Alloh Azza wa Jalla…bagaimana tidak, Alloh telah menyatakan bahwa manusia diciptakan dengan sebuah kesempurnaan.
Dan menurutku kesubyektifan Allah tersebut adalah mutlak, bukanlah sesuatu hal yang nisbi apalagi fana. Dia mutlak diatas kata-kata mutlak itu sendiri. Dia abadi diatas segala kefanaan yang ada pada makhluk…Kalau boleh ingin rasanya menyitir sebuah syair lagu dari seorang musisi bernama Andra berikut ini :

KAU begitu sempurna, dimataku KAU begitu indah…
KAU membuat diriku akan selalu memujaMU
Disetiap langkahku ku kan selalu memikirkan diriMU
Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintaMU
Janganlah KAU tinggalkan diriku
Tak akan mampu menghadapi semua
Hanya bersamaMU ku akan bisa
KAU adalah darahku, KAU adalah jantungku
KAU adalah hidupku, lengkapi diriku..
Oh Tuhanku KAU begitu sempurna…..

Kalau saja kita dapat menyatakan hal itu kepada kekasih yang begitu kita cintai, mengapa hati ini tak mampu tersentuh dan enggan tergerak untuk berkata sama kepada Alloh (untuk kepentingan tersebut syair sedikit diubah) dan saudara-saudara kita yang berkekurangan tersebut.
Pantaskah kita meniadakan kesubyektifan Alloh dalam firman-firmanNya tersebut. Manakala kita menjawab ya, mampukah kita membuat kecacatan serupa yang ada pada diri mereka.
Padahal sesungguhnya bila kita renungi dibalik kecacatan mereka terdapat aneka kesempurnaan. Entah mungkin dengan skill yang mereka miliki, atau lewat hikmah-hikmah kehidupan yang mereka alami. Atau sebenarnya kita harus mengakui betapa sempurnanya kecacatan yang mereka miliki. Nah, bila memang begitu, dimanakah letak cacatnya manakala kita sendiri telah mampu menyatakan kesempurnaan di dalam setiap lekuk mereka.
Satu hal yang harus kita mengerti, dibalik kecacatan mereka sesungguhnya Alloh ingin menunjukan kesempurnaanNya. Dan sekaligus ia menantang manusia untuk berbuat hal yang sama, mampukah kita menciptakan produk seperti yang sering dilecehkannya tersebut.
Hmm..baru bikin produk yang cacat saja kita sudah kalah super telak, kok masih saja ada manusia yang sombong dan merasa lebih hebat dari makhluk lainnya, dimana seharusnya mereka dapat hidup saling berdampingan tanpa ada sedikitpun niat melecehkan sesama yang notabene adalah melecehkan kuasa Alloh Azizul Hakim…

Wallohu ‘alam bi showab….
Al faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
19/05/08

UNTUK PAPA DAN MAMA



Hampir 32 tahun sudah dunia ini ku tempati. Dan lewat rahim mama aku dititipkan oleh-Nya. Hampir selama itu pula aku semakin menyadari kebandelan dan kedunguanku.
Ya, betapa sedih dan penuh penyesalan bila kuingat bagaimana aku dulu. Sejak bayi hingga dewasa senantiasa membuat kening Papa dan Mama berkerut. Apa yang sudah kubuat dan apa yang kulakukan seringkali membuat kalian kecewa. Padahal kalian mendidik dan membesarkanku tanpa ada rasa pamrih. Maafkan aku Pa, Ma........
Kini di usiaku yang sudah dewasa, kurasakan betapa sulitnya dan beratnya hidup berkeluarga. Pa, Ma, ternyata aku dulu bandel ya ! Mungkin sampai sekarang ! Aku sering minta uang dan barang yang seolah harus ada saat itu juga. Padahal, aku tidak pernah tahu betapa sulitnya mengumpulkan rupiah demi rupiah hingga aku bisa sampai sebesar ini.
Aku begitu egois, ingin dan menginginkan semua keinginanku segera terpenuhi. Padahal, aku tidak pernah tahu bahwa begitu banyak urusan dan kebutuhan yang kalian kesampingkan hanya demi membuat anak-anakmu mereguk nikmatnya kasih sayang.
Hmm...mungkin sebentar lagi aku akan memasuki fase menjadi orang tua bagi anak-anakku. Dan aku harus siap serta menyiapkan semua yang berkenaan hak dan kebutuhan mereka kelak.
Bisakah aku sabar dan telaten seperti kalian Pa, Ma...?
Aku tidak takut dan ini bukanlah wujud dari ketakutanku, aku hanya merasa menyesal telah seringkali mengabaikan amanah kalian. Bila mengingat semua kedunguanku, gamang rasanya untuk menapaki hidup bersama buah hatiku kelak.
Ternyata jadi orang tua itu susah ya Pa, Ma...

Aku jadi teringat firman Allah SWT, berikut ini :

” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”
(QS.Luqman (12) : 14)

Lihatlah, ternyata Allah telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Tapi berapa banyak pula yang mengingkari perintah Allah tersebut ! Mungkin termasuk aku..Astagfirulloh Al Adzhiim..hamba mohon ampun atas segala dosa-dosaku ya Allah...
Ternyata memang banyak di sekitar kita orang yang enggan berbuat baik kepada ibu bapaknya, terutama kepada ibu. Tengoklah betapa perjuangan seorang ibu, mulai dari sebelum kita lahir, saat kita lahir dan menjadi bayi mungil, hingga kini. Adakah harta benda yang dapat menggantikan kasih sayang seorang ibu yang seperti itu ? Apakah semua itu dapat tergadai dengan uang berkarung-karung ?
Tidak ! tidak akan ada yang bisa membalas kasih ibu nan tulus murni seperti itu. Begitupun dengan kasih bapak yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Melalui tulisan singkat ini aku hanya ingin berinstropeksi, apa saja yang sudah kuperbuat. Apa saja yang sudah kulakukan dulu dan di hari-hari kemarin. Aku takut, jangan-jangan karena ketidak taatan ku kepada mereka nantinya justru mengirim aku kedalam neraka jahanam, Naudzubillahi min dzalik....
Ingatlah, wahai diri nan dhoif ini, bahwa ridho orang tua merupakan ridho Allah juga. Sehingga manakala orang tua kita merasa tersakiti oleh tingkah laku kita, merasa teriris oleh kata-kata tajam kita yang bak pisau bermata dua, disanalah Allah akan menutup pintu ridho-Nya untuk kita. Dan bila sudah terjadi begitu, apalagi yang kita harapkan ? Seberapa hebatnya kita berusaha, seberapa pun pintar dan cerdiknya diri kita, semua itu tidak akan berarti sama sekali, betapa menyedihkan dan menyakitkannya...
Namun itulah konsekuensi logis yang bakal kita terima, dikala perjuangan orang tua membesarkan kita terabaikan begitu saja, bersiaplah derita datang menjemput. Bersyukur kalau derita itu hanya di dunia, tapi kalau sampai di akhirat ? Maka tangis mu tiada guna sama sekali !
Maafkan aku Papa, Mama ku yang tercinta..Semoga Allah mengasihi kalian nanti di akhirat, dan semoga kita nanti dapat kembali berkumpul di kampung abadi milik Allah SWT itu............
Wallohu ’alam bi showab...

Al Faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq
Selasa, 24 Juni 2008

NASIONALISME ISLAM VS ISLAM NASIONALISME


Semua berawal dari sebuah perdebatan di sebuah acara Talk Show yang di tayangkan di Stasiun televisi TV One hari ini, yaitu tentang suksesi kepemimpinan di Indonesia. Acara itu di hadiri oleh narasumber Idris Hady ( Aliansi Damai Penistaan Islam), Pendeta S.Sirait (Pendeta HKBP), perwakilan dari Persatuan Tionghoa Indonesia, dan salah seorang dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah.
Sang moderator dan Presenter acara tersebut begitu pandai menggiring opini dan melempar bola perdebatan di antara mereka. Mereka bagai ”diadu” untuk membicarakan konsep keyakinan dari masing-masing agama tentang bagaimanakah kesiapan calon dari masing-masing agama untuk tampil sebagai calon pemimpin nasional dalam Pilpres tahun 2009.
Dan kesimpulan yang membentuk sebuah opini tersebut sama-sama kita tahu, pada akhirnya umat Islam yang ingin menegakkan syariat menjadi tersudut. Seolah-olah acara tersebut memang sengaja di disain untuk menjegal partai-partai islam tampil sebagai pemenang dalam Pemilu tahun 2009.
Virus Islamo Phobia kembali disebar dengan kemasan yang dianggap rasional. Mereka menganggap bahwa oarang-orang yang ingin menegakkan Syariat secara murni dan konsekeun hanya sekelompok orang fanatik yang radikal. Karena menurut mereka agama dan politik, atau teologi dan ideologi adalah berada di wilayah yang berbeda. Bagaikan air dengan minyak yang tak akan pernah dapat tercampur.
Betapa menyedihkannya bila umat islam digiring untuk mengiyakan pemahaman tersebut. Seperti kisah lima orang buta yang diajak seseorang untuk menilai seekor gajah dari berbagai arah. Orang buta A menilai gajah berbentuk silindris panjang berlendir dan lembek, karena ternyata ia hanya memegang bagian belalainya saja. Kemudian orang buta B menilai gajah itu berbentuk bulat, besar, tinggi, kokoh dan berbau tidak sedap. Ia berpendapat demikian karena memegang, meraba, bahkan mencium bagian bokong dari gajah. Dan seterusnya, hingga kelima orang itu bertemu dan saling beradu argumen tentang makhluk bernama gajah. Kita selaku orang diluar mereka tentu akan tersenyum simpul menyaksikan perdebatan yang terjadi diantara mereka.
Perdebatan mereka hanya menjadi pepesan kosong belaka, manakala diantara mereka terus bersikukuh mempertahankan argumen masing-masing tanpa ingin membuktikan keadaan yang sebenarnya. Namun akan menjadi lain manakala ada diantara mereka yang ingin membuktikan kebenaran tentang makhluk bernama gajah itu. Membuktikan kebenaran bukan untuk mencari sebuah pembenaran pribadi, tapi karena semata-mata hanya ingin membuktikan untuk menghindari pertengkaran yang lebih hebat lagi.
Jadi sebenarnya dalam memandang kasus perdebatan di acara talk show tersebut, atau perdebatan-perdebatan tentang islam lainnya, cara yang terbaik adalah kita harus out of the box terlebih dahulu. Janganlah kita menjadi orang buta yang jelas-jelas tak dapat melihat namun keukeuh sumeukeuh. Akuilah bahwa kita memiliki informasi yang tidak lengkap dan segeralah mencari info yang benar, akurat dan lengkap. Begitu pun buat orang-orang yang merasa tahu janganlah menjadi seperti orang di dalam cerita tersebut, seolah membimbing tapi ternyata malah menyesatkan.
Lalu seperti apakah kondisi yang sebenarnya ?
Seperti sudah penulis jelaskan dalam tulisan berjudul yu’la wa laa ya’lu alaih, bahwasannya Islam itu adalah ajaran yang tinggi dan tidak ada lagi yang lebih tinggi lagi darinya. Islam itu adalah ajaran pamungkas yang paripurna. Islam adalah ajaran yang sangat dan paling mengerti tentang keadaan dan kondisi manusia di masa lalu, kini dan yang akan datang.
Manakala sudah seperti itu berarti segala macam aspek kebutuhan manusia sudah ada dan diatur dalam Al Qur’an yang notabene nya adalah panduan umat Islam. Dan berbicara Islam disini adalah bukan saja berbicara mengenai sebuah teologi, tapi merupakan sebuah ajaran yang bersifat global untuk seluruh umat manusia yang ingin hidup selamat dan tentram. Untuk itulah kita mengenal istilah Islam Rahmatan Lil ’alamin, yang bermakna bahwa Islam adalah sebuah ajaran berbentuk sistem kehidupan, sebuah ajaran yang selamat dan menyelamatkan seluruh isi alam semesta.
Jadi manakala kita meng-out of the box-kan diri kita sesungguhnya tidak perlu ada sebuah perdebatan tentang siapa yang pantas memimpin bangsa ini, atau bahkan dunia sekalipun.
Sayangnya kini dengan sukarela kita dikotak-kotakan oleh orang-orang yang sebenarnya berada di dalam sebuah kotak pula. Sejak dahulu Islam selalu diadu dengan sebuah kepentingan bernama nasionalisme. Dan di dalam setiap sejarah Pemilu di negara ini ternyata islam senantiasa dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan bernama nasionalisme tersebut.
Para pejuang Islam dianggap tidak nasionalis, mereka dianggap primordial dan sekterian. Alasan kaum nasionalis menolak syariat Islam sangatlah klise, mereka selalu mengatasnamakan pluralisme, mereka menganggap islam hanyalah sebuah agama bukannya negara.
Mereka dan kita lupa, bahwa orang-orang islamlah yang berjuang dan merebut bangsa ini dari tangan penjajah. Bukannya kaum agama lain tidak, tapi yang paling berani menentang penjajah secara terbuka dan terang-terangan mayoritas adalah umat islam. Lalu kurang nasionalis apakah kaum muslim di Indonesia ini ?
Islam melarang ashobiyah (semangat kesukuan), jadi ternyata ajaran islam tidak pernah bertentangan dengan ajaran nasionalis. Justru Islam mengajarkan untuk mempertahankan tanah air dari tangan kaum penjajah. Ajaran islam adalah ajaran yang mengusung nasionalisme !
Dari sana kita bisa melihat bahwa sesungguhnya ajaran nasionalisme yang shahih adalah bilamana dibungkus dengan nilai-nilai keislaman. Bukannya keyakinan kita yang dibungkus oleh ajaran-ajaran nasionalis, bila begitu berarti kita adalah orang sekuler, yang senantiasa memisahkan konsep teologi islam dengan ideologi islam.
Sangatlah aneh bila ada muslim yang tidak ingin identitas keislamannya ditegakkan, itulah dia orang-orang yang mengaku islam tapi dihatinya membara jiwa nasionalisme yang salah kaprah. Yang pada akhirnya hanya melahirkan kaum oportunis dan munafik !
Islam bukanlah sebuah ajaran yang harus diperdebatkan, tapi sebuah ajaran yang harus tegak dan dijalankan, bukan hanya untuk umat muslim itu sendiri, tapi untuk seluruh umat manusia.
Wallohu ’alam bi showab......


Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
05/08/2008

YU'LA WA LAA YA'LU ALAIH


Orang Italia menyebut bangsanya Numero Uno, bangsa Jerman yang menurut Adolf Hitler adalah ras bangsa Aria, menyebut dirinya Uber Alles. Namun lihatlah apa yang mereka hasilkan, Musolini dan Hitler hanya sanggup memunculkan ideologi fasisme ! Tidak lebih !
Begitu pun dengan orang-orang Yahudi yang mengklaim dirinya sebagai ras dan bangsa terbaik di muka bumi ini, apa yang mereka lakukan selain menimbulkan kekacauan dimana-mana ? Mereka memang pinter, tapi mereka juga sekaligus keblinger ! Sableng ! dan super ngaco !
Begitu banyak paham dan ideologi yang ada di dunia ini, namun tak satu pun konsep dan pengejawantahannya yang mendekati kepada konsepsi Islam. Islam ada di dunia ini sebagai teologi sekaligus ideologi murni umat manusia. Islam ada dan berada di dunia ini bukan membawa sebuah eksklusifisme (ketertutupan). Islam sangat inklusif (terbuka) dan plural, mengakui dan menjaga keberagaman manusia menjadi sesuatu yang harmonis. Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih ! Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya !
Sebuah arogansi kah ? Tidak ! Tapi manakala ada sebagian kalangan yang beranggapan demikian silahkan saja ! Asal tau aja ya, Islam itu adalah ajaran Nabi Muhammad SAW yang langsung diwahyukan dari Allah SWT. Jadi Islam adalah milik-Nya, Islam adalah hak prerogatif-Nya. Nah kalau sudah begitu, salahkah kalau kita bersemboyan Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih ?!
Di saat orang Amerika menyatakan butuh Tatanan Dunia Baru, Islam sudah menjalankan konsep itu. Konsep itu adalah Minna dzulumati illa nuur, Dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang. Orang-orang Eropa mengenal itu sebagai Renaisance, begitu pula dengan adanya revolusi industri di Inggris sehingga membuat bangsa Eropa terlihat begitu hebat. Tapi buat Islam semua itu sudah Jadul ! Kuno ! dan ketinggalan jaman !
Disaat Plato mengarang buku yang disana berbicara tentang sebuah sistem pemerintahan, yang kemudian di wujudkan dengan adanya polis-polis atau negara kota. Atau ketika di abad pertengahan Filsuf-filsuf Perancis seperti Montesqiue mengemukakan teori Trias Politica, Islam menjawab itu semua sebagai sebuah kewajaran yang ada di tengah masyarakat. Ya, disaat manusia sudah bertambah banyak, maka disana harus ada kepemimpinan. athiulloh, wa athiur rosul, wa ulil amri minkum..(QS.4:59) demikian struktural yang dikehendaki-Nya, Taatilah Allah, dan taatilah Rosul, dan pemimpin-pemimpin diantara kamu...
Di dalam Islam kepemimpinan politik juga merupakan kepemimpinan teologi alias agama. Sehingga hukum-hukum yang ditegakkan harus bersumber kepada Al Qur’an dan As sunnah. Di kalangan masyarakat awam hal itu dinamakan sebagai negara teokrasi alias negara agama. Ekstrimnya orang menyebut Negara Islam.
Kenapa ekstrim ? Karena masyarakat kini, dan sejak dahulu sangat paranoid dengan pemahaman tersebut. Mereka paranoid terhadap muslim yang menghendaki tegaknya syariat. Mereka paranoid dengan ke-fundamentalis-an mujahidin Islam. Padahal sebenarnya adalah wajar bilamana setiap umat Islam menjadi kaum fundamentalis, wajar pula bila kita menjadi muslim fanatik. Karena itu semua adalah perintah Tuhan, Allah Azza Wa Jalla...
QS Al Baqarah (2) : 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Tafsir menurut kitab Jalalain :
208. Ayat berikut diturunkan mengenai Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya tatkala mereka membesarkan hari Sabtu dan membenci unta sesudah masuk Islam. (Hai orang-orang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam), ada yang membaca 'salmi' dan ada pula 'silmi' (secara keseluruhan) 'hal' dari Islam artinya ke dalam seluruh syariatnya tanpa kecuali, (dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah) atau jalan-jalan (setan), artinya godaan dan perdayaannya untuk membeda-bedakan, (sesungguhnya ia musuhmu yang nyata), artinya jelas permusuhannya terhadapmu.

Jelas bukan ? Jadi jangan pernah mengecam organisasi semacam Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hamas di Palestina , Hizbullah di Afganistan, dsb. Sekali lagi jangan pernah mengecam tanpa pernah mengenyam Islam secara Kaaffah !
Kenapa harus takut dengan syariat Islam ? Alam semesta dan seluruh makhluk, selain manusia, semua tunduk pada Hukum/syariat Islam ! Coba bayangkan, kalau saja Bumi keluar dari orbit tata surya, kita semua pasti akan segera binasa! Lihatlah insting-insting binatang di dunia ini, dan begitu pun dengan sel-sel tubuh yang menyusun tubuh kita, semua mengacu kepada satu sistem yaitu sistem Allah. Siapa yang dapat mengubah sistem yang telah berjalan selama milyaran tahun itu ? (Silahkan baca buku karya Harun Yahya berjudul Memahami Allah melalui Akal)
Jadi, jangan pernah menyalahkan Tuhan terhadap semua musibah yang menimpa di negeri kita, seperti sudah dikatakan oleh-Nya berikut ini :
QS. An Nahl (16) : 112
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Semua musibah yang terjadi di dunia secara umum dan di bangsa ini secara khusus adalah karena peran serta kita juga. Jadi sesungguhnya kita lah yang mengundang murka Allah di bumi ini...
QS. Ar Ruum (30) : 41
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Jangan tanya kenapa Allah memberlakukan ayat-ayatnya tersebut, karena sesungguhnya sudah jelas keingkaran kita selaku muslim.
Kita enggan menjalankan syariat dan menegakkannya secara Kaaffah di muka bumi ini. Kita merasa keislaman kita telah terpenuhi hanya dengan melaksanakan rukun Islam dan rukun Iman, tidak sekali lagi tidak ! Naif sekali kita bila Allah menurunkan ayatnya hingga 6236 butir, namun kita hanya melaksanakan hanya sebelas butir saja. Rukun Islam dan Rukun Iman hanyalah sebuah ikhtisar, tapi juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) nya ada pada Al Qur’an yang kemudian di rangkai dengan pemahaman terhadap As Sunnah.
Dari sini pula kita memahami bahwa Rasul pernah melarang umatnya untuk saling memberikan cap kafir dan sesat kepada sesamanya, karena bisa jadi ternyata kita juga termasuk di dalamnya, naudzubillahi min dzalik...
Kenapa kita harus takut kepada syariat Islam ? Apakah kita takut dengan hukum-hukum Hudud seperti orang mencuri dipotong tangan, pemberontak dan perusuh diasingkan dan dipotong kaki serta tangannya secara bersilangan, atau bunuh balas bunuh, serta pezina dan pelaku perselingkuhan di rajam ? Ingat itu semua ada di Al Qur’an, ini dia teksnya kalau tidak percaya !
QS. Al Maaidah (5) : 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. Al Maaidah (5) : 33
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,

QS. Al Maaidah (5) : 45
Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.

QS. Al Baqarah (2) : 178
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.



QS. An Nuur (24) : 2
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.

Apabila di dalam QS. Al baqarah : 208 Allah SWT berfirman bahwa kita harus masuk Islam secara Kaaffah (menyeluruh), maka konsekuensi logisnya adalah ayat-ayat tersebut harus kita jalankan. Lantas kenapa kita takut dan sangsi untuk menerapkannya ?
Apakah dengan begitu kita jadi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) ? HAM versi mana yang kita maksud ? Kalau versi Amerika dan kroninya berarti sama saja kita mau dibikin Kafir oleh mereka.
HAM versi mereka adalah salah satu produk kaum misionaris Yahudi, mereka telah membuat beberapa butir kesepakatan yang tertuang dalam dokumen bernama Protocol of Zion. Dalam salah satu poinnya mereka ingin mengeluarkan umat Islam dari agamanya tanpa ia sadar telah keluar dari agamanya. Yah, seperti kita sekarang, ngakunya Islam tapi takut sama syariat Islam. Ngakunya Islam, tapi memusuhi dan mencegah secara terang-terangan penegakan syariat Islam.
Mereka mengaku kaum Islam moderat dan mengklaim pemikiran mereka sebagai sebuah liberalisasi. Mereka berbicara tentang kebebasan berpikir dan berpendapat, sehingga menurut mereka, Islam tiadalah beda dengan agama-agama lain di dunia, Naudzubillahi min dzalik...
Mereka dengan alasan pluralisme mendukung aliran-aliran yang menyempal dari Islam, seperti Sekte Ahmadiyah, baik itu Sekte Ahmadiyah Lahore maupun Sekte Ahmadiyah Qadiani..menurut mereka itu adalah kebebasan beragama...Astaghfirulloh Al adzhiim..Mereka boleh bebas berakidah dan beragama serta beribadah, namun janganlah mereka masih menggunakan simbol-simbol Islam !
HAM versi kita adalah takluk, tunduk, dan patuh sepenuhnya kepada sistem yang dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla. Itulah hak asasi kita yang juga sekaligus menjadi kewajiban asasi bagi seluruh umat manusia.
Suka ataupun tidak, kita semua akan kembali kepada-Nya, lalu siapkah kita mempertanggungjawabkan semua yang kita yakini kini ?
QS. As shaaf (61) : 1 – 4

Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Mari rapatkan barisan saudaraku, pandang ke depan, satukan visi dan misi serta persepsi, lafadz kan semboyan Al Islam Ya’lu wa laa yu’la alaih !
Wallohu ’alam bi showab...

Al faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq
Jumat, 27 Juni 2008

GREY AREA



Apa bedanya Robin Hood dengan Pitung ?
Robin Hood adalah tokoh dari Hutan Sherwood, Inggris. Dia adalah tokoh hero yang kemudian merampok orang-orang kaya, dan hasil rampasannya dibagikan kepada orang-orang miskin.
Lalu Pitung ? Dia adalah tokoh legenda betawi yang berasal dari kampung Rawa Belong, Jakarta Barat. Dia pun jagoan yang merampok orang-orang kaya, yang kemudian hasilnya dibagikan ke orang miskin.
Kalau begitu mereka serupa tapi tak beda ! Ya, hanya letak geografis dan latar belakang budaya yang membedakan mereka. Intinya mereka adalah sosok pahlawan penegak kebenaran, yang selalu dirindukan oleh masyarakatnya.
Tapi, apakah tindakan perampokan mereka dapat dibenarkan ?
Untuk menjawabnya, mari kita tengok kisah Sunan Kalijaga berikut...
Sunan Kalijaga sebelum menjadi ulama ternyata memiliki kelakuan yang sama dengan Robin Hood dan Pitung. Dalam sebuah kekecewaan terhadap sistem pemerintahan yang di jalankan oleh ayahnya, ia melakukan sebuah pemberontakan. Ia berani melawan kekuasaan bapaknya hanya demi mensejahterakan rakyatnya. Singkat cerita ketika di dalam pengembaraannya, setelah ia diusir oleh ayahandanya karena terbukti mengganggu ketertiban, Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati.
Dan apa petuah yang diberikan oleh Sang Sunan ? menurut beliau, kelakuan Kalijaga adalah salah ! untuk itulah ia menjadi sunan Kalijaga, yaitu ia harus menebus kesalahannya untuk menjadi penjaga tongkat di pinggir sungai, ia harus menjaga kali selama bertahun-tahun...suatu bentuk hukuman dan pelajaran yang diberikan oleh Sunan Gunung Jati apabila Sunan Kalijaga ingin menjadi muridnya.....
Apa pelajaran yang bisa kita petik ?
Jaman sekarang rupanya banyak orang yang menjadi Robin Hood ataupun Pitung, tapi sedikit sekali yang menjadi Sunan Kalijaga. Artinya, banyak sekali saat ini orang yang mencari pembenaran atas tindakan perampokan yang dilakukannya, baik secara kecil-kecilan atau besar-besaran.
Permasalahannya adalah bukan nilainya, tapi lebih dari itu ! Sunan Kalijaga menyadari betul apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan besar. Untuk itulah ia bertobat dan berguru kepada Sunan Gunung Jati, hingga akhirnya ia menjadi salah seorang tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa.
Banyak dari kita terbius dengan klasifikasi dosa. Ada dosa kecil, sedang, dan besar. Bagi insan yang terjebak ia akan larut dalam gelimang dosa. Padahal sekali lagi, ini bukan masalah nilai ! Tapi lebih kepada bentuknya. Meskipun yang kita lakukan itu dianggap dosa kecil, tetaplah dosa namanya. Anggapan kita selama ini kalau dosa besar siksanya lebih lama dan banyak di neraka...Lalu kalau dosa kecil apakah tidak disiksa ? Tetap saudaraku !
QS. Al Zalzalah (99) : 7 – 8
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.”

Tafsir menurut Kitab Jalalain :
(Maka barang siapa yang mengerjakan seberat zarah) atau seberat semut yang paling kecil (kebaikan, niscaya dia akan melihatnya) melihat pahalanya. (Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihatnya pula) artinya dia pasti akan merasakan balasannya.
Memang banyak di kehidupan kita yang berada di wilayah Grey Area atau dalam bahasa agamanya dinamakan syubhat. Sesuatu yang tidak hitam dan tidak juga putih. Dalam ilmu tentang warna apabila warna hitam dicampur dengan warna putih jadilah dia abu-abu. Jadi boleh dikatakan syubhat itu adalah sebuah perkara di antara halal dan haram, diantara pahala dan dosa, atau bahkan pahala yang bercampur dengan dosa.
Dan Nabi menganjurkan manakala kita ragu terhadap suatu perkara maka cara yang terbaik adalah meninggalkannya. Jadi diluar benar tidaknya kisah diatas intinya hanyalah mau menggambarkan bahwa merampok untuk kebaikan adalah sesuatu yang lebih baik ditinggalkan, bahkan sebenarnya wajib ditinggalkan !
Nah itu yang merampok untuk kebaikan. Lalu bagaimana bila korupsi ?
Mungkin banyak orang yang enggan dituduh korupsi. Tapi sadarkah kita bahwa kita pernah me-mark up anggaran dan memanipulasi data-data ? Hal seperti itu sudah bukan barang aneh bukan ?
Suap-menyuap, atau istilah under table adalah sebuah perkara yang di-“amini” oleh beberapa kalangan. Para birokrat yang bertugas pun senantiasa mengenakan topeng berwajah manis, sedang dibalik topeng itulah wajah asli yang penuh dengan berjuta kemunafikan tersimpan.
Tengoklah kasus Urip-arthalyta, kasus Al amin, Kasus Bulyan Royan. Mereka bukanlah orang-orang yang buta hukum. Begitupun kasus bea cukai dan para bupati dan gubernur di beberapa daerah. Mereka adalah orang-orang yang harusnya berjalan diatas hukum, memutuskan perkara dengan hukum, bukannya malah mem”beraki” hukum, yang notabene adalah mem”beraki” dirinya sendiri.
Lalu bagaimanakah kita dapat mendeteksi keberadaan uang halal ?
Pertama, tanyalah pada hati nurani yang terdalam. Hati nurani itu biasanya selalu berbisik paling awal, karena setelah itu adalah bisikan-bisikan setan. Hati nurani adalah hati yang ber”cahaya” ilahi, maka sangat kecil kalau mau dikata tidak mungkin, untuk melakukan sebuah tindakan yang melanggar syariat. Manakala di hati timbul keraguan itulah grey area yang harus kita tinggalkan, segera tentukan hitam atau putih !
Kedua, segera tengoklah ajaran agama. Jangan takut dibilang ustadz atau pendeta bagi yang ingin memperdalam agamanya. Atau suatu tindakan pembenaran yang selalu dikatakan orang, ”gue nggak mau munafik” ! Tidak sekali lagi tidak ! Setiap umat beragama dijamin oleh negara di dalam menjalankan setiap keyakinannya (UUD Pasal 29).
Lalu munafik ? tahukah anda arti munafik ? makna secara umumnya adalah orang yang pura-pura beriman. Jadi kalau anda tidak mau dikatakan munafik ya, jangan setengah-setengah dalam beragama dan berkubang terus di grey area ! Jadi, manakala kita melakukan hal benar ditengah rimba belantara dosa, itulah sebuah keimanan yang murni !
QS. Al Baqarah (2) : 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Atau dalam QS. An Nisaa (4) : 142-143 berikut :

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”

Jelas bukan standarisasi kemunafikan yang Allah sampaikan ? Jadi manakala kita ragu dan bahkan berkubang dalam grey area itulah kemunafikan, bukannya seperti anggapan kita selama ini.
Manakala tombol nurani kita tidak berjalan secara otomatis maka sebagai pendeteksi yang paling akurat adalah dengan mengecek ibadah harian kita, sholat. Bila sholat kita terasa malas, berat dan enggan, bisa dipastikan kita sudah terjangkiti virus munafik. Begitupun dikeluarga kita, manakala diantara suami isteri sering ribut, atau bahkan terlalu ”damai” sampai-sampai maksiat berjamaah, atau anak jadi susah diatur dan cenderung menjadi pemberontak, berhati-hatilah jangan-jangan kita telah menafkahi mereka dengan cara-cara yang tidak halal..
Jadi mulai sekarang, mari kita ber-fastabiqul khairat, berlomba-lomba di dalam kebajikan. Bukannya fastabiqul munkarat, berlomba di dalam kemungkaran. Saling ber-arogansi dan paling merasa benar di dalam mendapatkan bonus-bonus yang ternyata bila ditelusuri jejaknya jauh sekali dari keberkahan. Biarlah gaji kita kecil, asalkan keberkahan ada di dalamnya. Kalau tokh pun mengharap bonus, layaknya adalah bonus yang didapat berdasarkan prestasi kerja kita. Manakala ada bonus namun tidak sesuai prestasi kerja kita, maka cek dan tanya ke hati nurani, bila hati terasa tumpul, bertanyalah kepada orang-orang yang menguasai ilmu agama.
Mari kampanyekan dan bersloganlah, minimal di dalam diri : Waspada Grey Area ! Hati-hati begitu banyak Grey Area disekitar kita !
Wallohu ’alam Bi showab.......

Al Faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq
Jumat, 11 Juli 2008

Kritik dan Saran alamatkan ke :
www.dimasjayadinekat@rocketmail.com

SEABAD KEBANGKITAN NASIONAL

SEABAD KEBANGKITAN NASIONAL


20 Mei 1908 di nyatakan sebagai momentum kebangkitan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. Saat itu berdirilah organisasi Boedi Oetomo yang di pelopori oleh Dr.Soetomo. Dan mulai saat itu hingga kini tanggal tersebut seolah-olah jadi begitu keramat. Terlebih lagi kini di tahun yang keseratus.
Bila memang seratus tahun sudah kita bangkit, mengapa kondisi bangsa semakin terpuruk saja ? Semua aspek kehidupan kita mulai dari politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kondisi yang sangat rapuh kalau tidak mau dikatakan hancur. Sebuah Ironi, dimana kita selalu mengingat hari besar kenyataannya diri kita semakin kerdil saja.
Politik kita dihiasi dengan suap-menyuap, Perekonomian dikuasai oleh bangsa asing dan konglomerasi yang kian menggurita. Kehidupan sosial kita sudah begitu individualistis dimana hal tersebut diperindah dengan budaya kekerasan dan chaosisme yang merajalela. Kesenian dan kreatifitas anak bangsa di hargai dengan pembajakan dengan puncaknya klaimisasi dari negara lain atas produk budaya kita tersebut. Begitu pun dari sisi Hankam, pulau-pulau terluar yang sudah jelas menjadi wilayah kita pun satu-persatu terlepas, itu belum termasuk ancaman disinteregasi dari beberapa daerah yang mengancam akan berdiri sendiri baik secara tertutup maupun terang-terangan.
Bangkitkah kita ? Mungkin memang kita telah bangkit dengan merdekanya bangsa ini dari para penjajah asing. Tapi kalau itu yang dijadikan patokan betapa menyedihkannya bangsa ini. Seolah setelah bangkit, kita kembali duduk, bahkan kini malahan sudah tiarap !
Seharusnya kita sekarang melipat pikiran-pikiran negatif yang masih menyelimuti. Selayaknya kini kita merapikan sulaman selimut sejarah yang telah dirintis oleh the founding father. Jaman telah berubah waktu pun telah bergerak dan akan terus bergerak menuju satu arah kepastian ilahiyah.
Setelah kita rapikan selimut-selimut yang pernah menyelimuti diri tersebut, alangkah baiknya bila kita bangkit dan berdiri tegak, tegak setegar dan kokohnya batu karang di lautan yang tak sirna oleh deburan ombak yang menerpa. Walaupun pada akhirnya batu-batu karang itu akan terkikis, biarlah hanya waktu yang mengikisnya. Karena itu adalah merupakan kehendak alam, kehendak sang Kreator Agung yang memang sangat berhak atas setiap kondisi yang terjadi di alam ini.
Manakala kita telah kokoh berdiri, berilah peringatan ! Tengoklah generasi-generasi penerus dan didiklah mereka dengan menanamkan visi dan misi yang sejalan dengan kita dan kelanggengan hidup bangsa dan Syariat-Nya.
Besarkan dan selalu muliakanlah Tuhanmu, Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala. Tegakkanlah syariat-Nya untuk sesama Mengapa ? Karena memang hanya DIA lah yang paling pantas mengatur hamba-Nya, yaitu kita .
Dengan begitu maka kita harus sadar untuk selalu membersihkan diri kita dari pengaruh-pengaruh syaitan dan iblis la’natulloh illa yaumiddiin. Berjihadlah dengan meninggalkan segala kemaksiatan, Insya Alloh fii Barokatillah…
Itulah yang sebenar-benarnya bangkit ! Ingatlah wahai ikhwan, bahwa kebangkitan kita sudah dinantikan oleh setiap Insan dan Makhluk Alloh lainnya…
Wallohu ‘alam bi showab……

Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
Selasa, 20 Mei 2008

SEBUAH RENUNGAN UNTUK BANGSAKU


Empat belas hari menuju puncak perayaan hari Kemerdekaan RI…
63 tahun yang lalu, The Founding Father, Dwi tunggal Soekarno-Hatta menyatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang bebas merdeka. Sebuah bangsa yang terlepas dari belenggu penjajahan. Sebuah bangsa yang BERDIKARI, sebuah bangsa yang dapat menentukan nasibnya sendiri.
Nilai-nilai kemandirian segera dicanangkan oleh Paduka Yang Mulia Tuan Presiden Ir.Soekarno. Dan seluruh dunia pun terhenyak, dalam tempo singkat bangsa ini mempunyai pamor harum di seantero dunia. Tokoh-tokoh dunia ketiga, yang selalu di marjinalkan Amerika seakan menemukan sang Ratu Adil. Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Mao Tse Tung , Ho Chi Minh adalah sebagian dari tokoh dunia yang hormat dan mengagumi beliau. Gebrakan selanjutnya ialah dengan mendirikan gerakan Non Blok, dan mengadakan Konfrensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Hebatnya lagi, bangsa ini benar-benar diperhitungkan di kancah perpolitikan dunia setelah Walk Out dari PBB. Pada tanggal 30 september 1960 dalam sebuah sidang PBB di Lake Succsess, New York, Bung Karno berpidato selama 45 menit dengan judul to build the world a new. Ruang sidang benar-benar dibuat bergemuruh oleh tepuk tangan dan dukungan dari Negara-negara dunia ketiga
Ratusan tahun sebelumnya bangsa ini pun begitu gagah di dunia. Belakangan ada sebuah penelitian ternyata lagu nenek moyangku orang pelaut itu adalah sebuah kenyataan yang terjadi di bangsa ini. Ternyata bangsa kita lah yang mempelopori mengelilingi dunia dengan mengarungi samudera. Jauh sebelum Laksamana Cheng Ho, dan para saudagar Arab berdagang dan menyebarkan misi suci, nenek moyang kita telah sampai di benua Afrika. Itulah mengapa di sana terdapat beberapa tanaman yang mirip seperti di Indonesia.
Menurut hasil penelitian tersebut, orang-orang Cina belajar membuat konstruksi perahu kepada para pelaut kita. Dan juga mereka belajar bagaimana teori navigasi, sehingga pada akhirnya meluas. Baru setelah itu, muncul pelaut-pelaut Portugis seperti Bartholomus diaz, Magelhans, Vasco Da Gama dll. Begitu pun dengan pelaut-pelaut spanyol seperti Amerigo Vespucci dan Christoperus Colombus, yang secara tidak sengaja menemukan benua Amerika. Padahal tujuan mereka sesungguhnya adalah India, itulah mengapa suku asli Amerika dinamakan Indian, karena Columbus mengira ia telah sampai di India.
Jadi bangsa yang kini jadi negara adikuasa itu sesungguhnya adalah bangsa primitif, yang mungkin saja bila Colombus tidak nyasar ke sana, kehidupan mereka pun tidak semaju sekarang. Bandingkan dengan nasib bangsa kita sekarang, yang hanya jadi negara gurem yang tidak begitu diperhitungkan di kancah dunia.
Untuk itulah Bung Karno dahulu pernah berpendapat bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Ya apabila kita lihat ternyata bangsa kita telah tercatat di tinta emas sejarah dengan prestasi-prestasi yang mengagumkan. Tapi kini mengapa bangsa kita seperti kurcaci di tengah negeri raksasa ? Itu pasti karena kita tidak mengenal sejarah perjuangan bangsa ini !
Anak-anak bangsa kini hanya jadi follower, bahasa halus dari budak bagi bangsa-bangsa asing. Para investor dari negara asing seperti Amerika, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa lainnya, atau negara-negara Asia seperti China, Jepang, Korea, India, dengan asyiknya menjarah bangsa ini. Mulai dari Sumber Daya Alam hingga Sumber Daya Manusianya.
Dan apa yang kita lakukan ?
Kita dengan bangga bilang, lihat nih gue jadi pegawai di perusahaan multinasional ! Gaji gue gede, rumah gue mewah, mobil berjejer di garasi rumah bak show room saja. Dan lain-lain, serba pamer serta membanggakan sebuah kebanggaan semu belaka.
Anda tahu apa yang mereka dapat dari kita ? Logikanya sederhana saja, mereka dapat lebih banyak dan lebih besar dari apa yang kita banggakan dan pamerkan selama ini. Lalu kita tinggal hitung, boleh dengan Kalkulator atau dengan sempoa, yang jelas kalau berhitung secara konvensional dengan jari dua puluh tidak akan cukup ! Sudah berapa lama para penjajah yang mengaku investor itu bercokol di negeri ini ? Apa saja yang telah mereka sumbangkan untuk bangsa ini, dan seberapa banyak harta dan jiwa yang telah terjarah !
Anak-anak muda begitu bangga bila makan di restoran waralaba seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, Starbucks, dll. Padahal bangsa ini selain dikenal dengan kekayaan sumber daya alam juga menyimpan beragam kekayaan kuliner yang luar biasa.
Sebutlah salah satu, misalnya soto. Disana akan kita temui jenis masakan dari etnis dan daerah masing-masing. Misalnya Soto padang, Soto betawi, Soto Mie Bogor , Soto sulung, Soto Sokaraja, Soto Kediri, Sroto Solo, Soto Madura, Soto Makasar dll.
Belum lagi kuliner-kuliner lainnya yang jumlahnya mungkin ribuan. Mengapa kekayaan yang luar biasa ini tidak kita eksplor habis-habisan ?
Belum lagi dari ragam busana seperti batik, kita kebakaran jenggot setelah Malaysia mengklaim batik berasal dari negerinya. Namun, bersyukurlah kita, karena saat ini batik menjadi trend baru. Kalau dulu kita mengenal batik hanya untuk kondangan, tapi sekarang semua orang bergaya dengan batik...(gitu dong !)
Ayo, setelah batik apa lagi ?
Pokoknya jangan sampai orang-orang asing lebih mengenal ragam budaya kita dan kemudian menjualnya atas nama mereka ! Waspalah, waspadalah !
Kini saatnya generasi muda menggali kekayaan bangsa ini dari seluruh aspek kehidupan kita. Jangan mau terus menerus menjadi budak ! Jadilah tuan di negaramu sendiri !
Wallohu ’alam bi showab..

Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
02/08/2008


Jumat, 10 Oktober 2008

kontemplasi

Kontemplasi itu perlu.dia bagai isolasi yg merekatkan sesuatu yg terlepas dr kita..manakala kita enggan berkontemplasi hidup kita hanya bagai terasi yg bau,meski enak, tp tidak ada yg suka memakannya tanpa diolah dgn bahan2 lain..........

Cerita Indah Nan Tiada Akhir (CINTA)

Aku Cinta Padamu.....hmm tiga kata sakti yang kata orang begitu sulit diucapkan...benarkah ? mungkin... tapi kenyataannya aku pun pernah merasakan itu.....
Sejak SD aku sudah suka sama cewek (Alhamdulillah aku normal...hehe), dia cantik dan kembar. Aku suka sama adiknya. Tapi aku nggak pernah berani ngomong. Sampai SMA hal itu berjalan, kata teman-temanku dia adalah kekasihku...tapi swear aku nggak pernah bisa dan berani mengungkapkan tiga kata sakti itu. Bahkan sampai kuliah aku masih "mencintainya" meski dia sudah bergonta-ganti pacar. Aku selalu mengikuti perkembangan dirinya. Dan selama itu aku bertahan dengan kejomblo-anku..hingga ia kembali menambatkan pilihannya ke orang lain... Setelah di perkuliahan akhirnya ku temukan lagi "cinta yang hilang", tapi dia adalah anak dari fakultas lain. Kata orang bule Love at the first sight..cinta pada pandangan pertama. Dan kita pun menjalani sebuah HTS, tapi saat itu kami yakin bahwa kami saling mencintai, meski sekali lagi aku nggak pernah nembak dia. Dan akhirnya, cintaku kandas di tengah jalan karena dia menikah dengan orang lain..dan dunia serasa kiamat... Sejak saat itui, aku takut menjalin sebuah hubungan, trauma...Sampai suatu ketika aku naksir cewek lain. Dan nggak tanggung-tanggung langsung dua orang. Tapi lagi-lagi aku nggak berani ngomong ke dua cewek yang sama-sama kucintai itu. Sampai pada akhirnya aku menemukan sebuah cinta, benar-benar sebuah cinta...Cinta yang tanpa syarat...sebuah cinta yang begitu membuat diriku kasmaran. Seakan-akan aku kelebihan hormon endorfin...aku mabuk kepayang...aku mencintai dengan sepenuh hatiku. Dalam sehari kutemukan lima cinta, dan dalam sehari lima kali aku mabuk kepayang karenanya aku selalu berucap : Inna sholaati wa nusuki wa mahyaaya waa mamaati lillahi rabbil 'alamiin..sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Engkau Tuhan Pengatur Semesta...Aku lepaskan cinta ini kepada-Nya, dan ternyata melesat turunlah semua ni'mat dan karunia-Nya. Apa yang kuminta dan apa yang kuingin senantiasa kudapatkan...Aku cinta KepadaMu Tuhan... Akhirnya...kata-kata itu keluar dari lubuk hati yang paling dalam bercampur haru-biru dan sedu-sedan tangis bahagia. Sebuah kata yang selama ini tak mampu ku ucapkan, ternyata keluar dengan mudah. Hingga akhirnya rasa kasih dan sayang senantiasa menghampiri... Kalian tahu ? bahkan kini aku diberikan pasangan hidup dari kedua orang yang pernah ku "cintai" itu. Seorang partner sejati yang hadir mengisi kekosongan jiwa, seorang kekasih tambatan hati yang ternyata juga sangat mencintai Mu Allah....Maha Suci Engkau dengan segala Firman MuDan aku bertekad untuk tak akan menduakan cintaMu lagi..monoloyalitas sepenuh hati..ikrarku : Tiada Yang Lain Selain Engkau..Tiada Ilah selain Allah...Cintailah Dia maka Dia akan mencintainu.....dan selamat kasmaran....pergilah menuju kepada sebuah cinta murni nan abadi...

Renungan Kamar Mandi

Mengadakan perenungan bukanlah suatu kewajiban, namun itu adalah sesuatu hal yang perlu dan baik bila kita jalankan....
Banyak yang bilang atau berpendapat bahwa merenung itu harus di tempat sepi, atau harus di tempat-tempat khusus, agar dapat lebih berkonsentrasi. Bilamana konsentrasi sudah mencapai puncak tertinggi, maka katanya perenungan itu akan membuahkan sebuah hasil. Benarkah ? silahkan bertanya pada diri masing-masing, karena setiap orang memiliki standarisasi yang berbeda.
Lantas pernahkah anda merenung di kamar mandi ? cobalah untuk merenung di dalamnya...
Kamar mandi adalah tempat berkumpulnya sejuta kotoran dan najis, tapi justru di sanalah diri kita dibersihkan dan disucikan. Aneka kuman sebenarnya berada di sana, tapi justru disanalah diri kita bisa mendapatkan rasa segar. Dimana kesegaran itu di dapat setelah kita mengguyurkan seluruh air ke tubuh kita. Di dalam ketelanjangan diri, kita mengikis kotoran dan daki-daki yang menempel di seluruh tubuh. Kita basahi rambut dengan shampoo, kita sikat gigi dengan pasta, semuanya adalah dalam rangka pembersihan. Mengikis habis seluruh kotoran fisik yang ada.
Apa hikmahnya ? Kita harus ingat bahwa di dalam kehidupan pasti kita pernah terkontaminasi dengan virus dan bakteri akhlak. Kita pernah berbohong (siapa manusia yang tidak pernah berbohong ?), kita pernah menzholimi orang, kita pernah melakukan korupsi, bergunjing, berzina, dll. Nah manakala kita sadari bahwa kita harus bertaubat, syaratnya adalah harus telanjang, tanggalkan semua pakaian kotor yang melekat di diri. Tanggalkan semua kesombongan, dan kemaksiatan yang pernah kita lakukan. Tanpa niatan apalagi keberanian untuk menanggalkan seluruh kesalahan kita, maka tidak akan pernah semua itu luntur dengan sendirinya. Untuk itu kita harus mengikis habis menyikat setiap lekuk dengan siraman ilmu nan menyegarkan, tentunya siraman ilmu agamalah yang paling tepat karena memang hanya itu yang dapat melunturkan kebathilan di dalam diri kita. Banyak orang beranggapan dakwah itu harus di dalam masjid, lalu bagaimana orang yang di luar masjid ? Justru dakwah itu harus dilakukan disetiap tempat dimana disana dihuni manusia, dan giringlah mereka untuk masuk dan beribadah di dalam masjid. Itulah hakikat dari tempat kotor kita justru dibersihkan. Itu pulalah sebuah tugas yang harus diemban setiap mukmin dan muslim untuk menyampaikan, sampaikanlah walau satu ayat....
Biasanya di dalam kamar mandi kita melakukan kegiatan MCK alias Mandi, Cuci, Kakus. Kita mandi dan mencuci seluruh badan hingga bersih, tapi ada satu lagi yang kurang. Yaitu buang hajat alias berak...atau pipis...yang intinya kedua hal itu adalah suatu keadaan transfer kotoran ke closet alias jamban...Manakala panggilan alam (buang hajat besar) sudah berada di pelupuk bokong, siapa yang sanggup menahan ? mungkin kalau pipis kita sanggup menahannya, tapi diharapkan jangan terlalu sering karena bisa menjadi kristal-kristal kecil yang kita kenal dengan istilah batu ginjal, atau bisa juga membuat infeksi saluran kemih kita...
Nah kembali ke...maaf....berak...manakala kita dalam kondisi kebelet yang tak tertahankan ingin rasanya menghajar siapapun yang menghalangi. Betul ? Kalau saja memang tidak tahu malu rasanya tempat bukanlah menjadi sebuah halangan. Pokoknya rasa sakit tak tertahankan itu harus segera hilang, musnah tanpa halangan sedikitpun. (iihhh jorok ya...)
Apa hikmahnya ? Itulah syarat kita bertobat yang kedua, setelah yang pertama tadi kita menelanjagi diri serta berniat dan melakukan pengikisan terhadap dosa, maka berikutnya adalah jangan sampai kita menunda-nunda waktu. Berbuatlah sekarang, saat ini juga ! Manakala ada yang menghalangi, lawan. Kalau nafsu kita yang menghalangi, lawanlah sekuat tenaga. Pokoknya tekadkan bahwa anda harus menang di dalam pertobatan ini. Karena manakala kita menunda, hanya akan menambah rasa sakit yang tak terkirakan, baik di dunia apalagi di akhirat nanti yang kekal abadi....hendaknya setiap diri manakala telah melakukan dosa untuk dapat segera memperbaiki diri......jangan pernah menunda sedetikpun ! seperti sebuah syair lagu dari group Bimbo : berbuat baik janganlah ditunda-tunda......
Demikianlah...merenunglah dan artikan setiap yang kita lakukan demi perkembangan diri menuju ke arah yang lebih baik

HALO DUNIA

Halo dunia…kau ku pijak karena memang kau harus ku injak…aku ga mau kalau kamu sampai menguasai diriku. Karena harusnya akulah yang menguasai dirimu !
Aku ga ingin kalau kamu senantiasa menimbulkan keinginan dalam diriku…karena engkau bukanlah tujuan akhir dari hidupku, dan juga engkau bukanlah istana bagi diriku…
Dunia..kamu harus takluk di tanganku. Bukan karena aku angkuh dan arogan..tapi karena memang aku diperintahkan Allah azza wa jalla serta demikianlah yang di sunnahkan para nabiyullah..khususnya nabiku,suri tauladan hidupku, Muhammad SAW….aku harus bebas dari pengaruhmu yang serba menipu dan senantiasa mengajakku untuk terus bermain bersamamu hingga akhirnya akhirat ku lupakan…
Hingga kelak maut menjemputku dan tersungginglah senyuman di bibirku….Dunia aku cinta kepadamu tapi aku lebih cinta kepada Tuhanku..Allahu rohman wa rohim….

Selasa, 07 Oktober 2008

salam perkenalan

Kenapa kita harus saling mengenal ? Perlukah ?Perkenalan adalah sebuah ketetapan yang memang sudah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan Tuhan pun perlu dikenal oleh hamba-hambaNya. Didalam Islam kita mengenal asmaul husna (nama-nama Allah)yang terdiri dari 99 nama. Mungkin kita enggan menyapa atau berkenalan dengan orang tapi pasti kita merindukan akan tegur sapa dari orang-orang yang ada disekitar. Karena bila tidak akan gersanglah kehidupan ini... Lalu dimana hubungan dengan Tuhan memperkenalkan namaNya kepada kita apakah karena Dia mengalami kegersangan itu ? TIDAK, justru Tuhan mengenalkan namanya agar kita tahu diantara kebutuhan kita saling mengenal, yang paling hakiki adalah dengan mengenal Tuhan. Karena dengan mengenal Tuhan, kita akan kenal siapa diri kita. Dengan kenal siapa diri kita, maka akan jelaslah tujuan hidup kita. So, ga rugi kan kalo kita saling mengenal...?