Kamis, 23 Oktober 2008

SEABAD KEBANGKITAN NASIONAL

SEABAD KEBANGKITAN NASIONAL


20 Mei 1908 di nyatakan sebagai momentum kebangkitan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. Saat itu berdirilah organisasi Boedi Oetomo yang di pelopori oleh Dr.Soetomo. Dan mulai saat itu hingga kini tanggal tersebut seolah-olah jadi begitu keramat. Terlebih lagi kini di tahun yang keseratus.
Bila memang seratus tahun sudah kita bangkit, mengapa kondisi bangsa semakin terpuruk saja ? Semua aspek kehidupan kita mulai dari politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kondisi yang sangat rapuh kalau tidak mau dikatakan hancur. Sebuah Ironi, dimana kita selalu mengingat hari besar kenyataannya diri kita semakin kerdil saja.
Politik kita dihiasi dengan suap-menyuap, Perekonomian dikuasai oleh bangsa asing dan konglomerasi yang kian menggurita. Kehidupan sosial kita sudah begitu individualistis dimana hal tersebut diperindah dengan budaya kekerasan dan chaosisme yang merajalela. Kesenian dan kreatifitas anak bangsa di hargai dengan pembajakan dengan puncaknya klaimisasi dari negara lain atas produk budaya kita tersebut. Begitu pun dari sisi Hankam, pulau-pulau terluar yang sudah jelas menjadi wilayah kita pun satu-persatu terlepas, itu belum termasuk ancaman disinteregasi dari beberapa daerah yang mengancam akan berdiri sendiri baik secara tertutup maupun terang-terangan.
Bangkitkah kita ? Mungkin memang kita telah bangkit dengan merdekanya bangsa ini dari para penjajah asing. Tapi kalau itu yang dijadikan patokan betapa menyedihkannya bangsa ini. Seolah setelah bangkit, kita kembali duduk, bahkan kini malahan sudah tiarap !
Seharusnya kita sekarang melipat pikiran-pikiran negatif yang masih menyelimuti. Selayaknya kini kita merapikan sulaman selimut sejarah yang telah dirintis oleh the founding father. Jaman telah berubah waktu pun telah bergerak dan akan terus bergerak menuju satu arah kepastian ilahiyah.
Setelah kita rapikan selimut-selimut yang pernah menyelimuti diri tersebut, alangkah baiknya bila kita bangkit dan berdiri tegak, tegak setegar dan kokohnya batu karang di lautan yang tak sirna oleh deburan ombak yang menerpa. Walaupun pada akhirnya batu-batu karang itu akan terkikis, biarlah hanya waktu yang mengikisnya. Karena itu adalah merupakan kehendak alam, kehendak sang Kreator Agung yang memang sangat berhak atas setiap kondisi yang terjadi di alam ini.
Manakala kita telah kokoh berdiri, berilah peringatan ! Tengoklah generasi-generasi penerus dan didiklah mereka dengan menanamkan visi dan misi yang sejalan dengan kita dan kelanggengan hidup bangsa dan Syariat-Nya.
Besarkan dan selalu muliakanlah Tuhanmu, Alloh Subhanallohu Wa Ta’ala. Tegakkanlah syariat-Nya untuk sesama Mengapa ? Karena memang hanya DIA lah yang paling pantas mengatur hamba-Nya, yaitu kita .
Dengan begitu maka kita harus sadar untuk selalu membersihkan diri kita dari pengaruh-pengaruh syaitan dan iblis la’natulloh illa yaumiddiin. Berjihadlah dengan meninggalkan segala kemaksiatan, Insya Alloh fii Barokatillah…
Itulah yang sebenar-benarnya bangkit ! Ingatlah wahai ikhwan, bahwa kebangkitan kita sudah dinantikan oleh setiap Insan dan Makhluk Alloh lainnya…
Wallohu ‘alam bi showab……

Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
Selasa, 20 Mei 2008

0 komentar:

Posting Komentar