Kamis, 23 Oktober 2008

UNTUK PAPA DAN MAMA



Hampir 32 tahun sudah dunia ini ku tempati. Dan lewat rahim mama aku dititipkan oleh-Nya. Hampir selama itu pula aku semakin menyadari kebandelan dan kedunguanku.
Ya, betapa sedih dan penuh penyesalan bila kuingat bagaimana aku dulu. Sejak bayi hingga dewasa senantiasa membuat kening Papa dan Mama berkerut. Apa yang sudah kubuat dan apa yang kulakukan seringkali membuat kalian kecewa. Padahal kalian mendidik dan membesarkanku tanpa ada rasa pamrih. Maafkan aku Pa, Ma........
Kini di usiaku yang sudah dewasa, kurasakan betapa sulitnya dan beratnya hidup berkeluarga. Pa, Ma, ternyata aku dulu bandel ya ! Mungkin sampai sekarang ! Aku sering minta uang dan barang yang seolah harus ada saat itu juga. Padahal, aku tidak pernah tahu betapa sulitnya mengumpulkan rupiah demi rupiah hingga aku bisa sampai sebesar ini.
Aku begitu egois, ingin dan menginginkan semua keinginanku segera terpenuhi. Padahal, aku tidak pernah tahu bahwa begitu banyak urusan dan kebutuhan yang kalian kesampingkan hanya demi membuat anak-anakmu mereguk nikmatnya kasih sayang.
Hmm...mungkin sebentar lagi aku akan memasuki fase menjadi orang tua bagi anak-anakku. Dan aku harus siap serta menyiapkan semua yang berkenaan hak dan kebutuhan mereka kelak.
Bisakah aku sabar dan telaten seperti kalian Pa, Ma...?
Aku tidak takut dan ini bukanlah wujud dari ketakutanku, aku hanya merasa menyesal telah seringkali mengabaikan amanah kalian. Bila mengingat semua kedunguanku, gamang rasanya untuk menapaki hidup bersama buah hatiku kelak.
Ternyata jadi orang tua itu susah ya Pa, Ma...

Aku jadi teringat firman Allah SWT, berikut ini :

” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.”
(QS.Luqman (12) : 14)

Lihatlah, ternyata Allah telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Tapi berapa banyak pula yang mengingkari perintah Allah tersebut ! Mungkin termasuk aku..Astagfirulloh Al Adzhiim..hamba mohon ampun atas segala dosa-dosaku ya Allah...
Ternyata memang banyak di sekitar kita orang yang enggan berbuat baik kepada ibu bapaknya, terutama kepada ibu. Tengoklah betapa perjuangan seorang ibu, mulai dari sebelum kita lahir, saat kita lahir dan menjadi bayi mungil, hingga kini. Adakah harta benda yang dapat menggantikan kasih sayang seorang ibu yang seperti itu ? Apakah semua itu dapat tergadai dengan uang berkarung-karung ?
Tidak ! tidak akan ada yang bisa membalas kasih ibu nan tulus murni seperti itu. Begitupun dengan kasih bapak yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Melalui tulisan singkat ini aku hanya ingin berinstropeksi, apa saja yang sudah kuperbuat. Apa saja yang sudah kulakukan dulu dan di hari-hari kemarin. Aku takut, jangan-jangan karena ketidak taatan ku kepada mereka nantinya justru mengirim aku kedalam neraka jahanam, Naudzubillahi min dzalik....
Ingatlah, wahai diri nan dhoif ini, bahwa ridho orang tua merupakan ridho Allah juga. Sehingga manakala orang tua kita merasa tersakiti oleh tingkah laku kita, merasa teriris oleh kata-kata tajam kita yang bak pisau bermata dua, disanalah Allah akan menutup pintu ridho-Nya untuk kita. Dan bila sudah terjadi begitu, apalagi yang kita harapkan ? Seberapa hebatnya kita berusaha, seberapa pun pintar dan cerdiknya diri kita, semua itu tidak akan berarti sama sekali, betapa menyedihkan dan menyakitkannya...
Namun itulah konsekuensi logis yang bakal kita terima, dikala perjuangan orang tua membesarkan kita terabaikan begitu saja, bersiaplah derita datang menjemput. Bersyukur kalau derita itu hanya di dunia, tapi kalau sampai di akhirat ? Maka tangis mu tiada guna sama sekali !
Maafkan aku Papa, Mama ku yang tercinta..Semoga Allah mengasihi kalian nanti di akhirat, dan semoga kita nanti dapat kembali berkumpul di kampung abadi milik Allah SWT itu............
Wallohu ’alam bi showab...

Al Faqir
Abi Fakhri Habbibul Haq
Selasa, 24 Juni 2008

0 komentar:

Posting Komentar