Kamis, 23 Oktober 2008

SEBUAH RENUNGAN UNTUK BANGSAKU


Empat belas hari menuju puncak perayaan hari Kemerdekaan RI…
63 tahun yang lalu, The Founding Father, Dwi tunggal Soekarno-Hatta menyatakan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang bebas merdeka. Sebuah bangsa yang terlepas dari belenggu penjajahan. Sebuah bangsa yang BERDIKARI, sebuah bangsa yang dapat menentukan nasibnya sendiri.
Nilai-nilai kemandirian segera dicanangkan oleh Paduka Yang Mulia Tuan Presiden Ir.Soekarno. Dan seluruh dunia pun terhenyak, dalam tempo singkat bangsa ini mempunyai pamor harum di seantero dunia. Tokoh-tokoh dunia ketiga, yang selalu di marjinalkan Amerika seakan menemukan sang Ratu Adil. Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Mao Tse Tung , Ho Chi Minh adalah sebagian dari tokoh dunia yang hormat dan mengagumi beliau. Gebrakan selanjutnya ialah dengan mendirikan gerakan Non Blok, dan mengadakan Konfrensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Hebatnya lagi, bangsa ini benar-benar diperhitungkan di kancah perpolitikan dunia setelah Walk Out dari PBB. Pada tanggal 30 september 1960 dalam sebuah sidang PBB di Lake Succsess, New York, Bung Karno berpidato selama 45 menit dengan judul to build the world a new. Ruang sidang benar-benar dibuat bergemuruh oleh tepuk tangan dan dukungan dari Negara-negara dunia ketiga
Ratusan tahun sebelumnya bangsa ini pun begitu gagah di dunia. Belakangan ada sebuah penelitian ternyata lagu nenek moyangku orang pelaut itu adalah sebuah kenyataan yang terjadi di bangsa ini. Ternyata bangsa kita lah yang mempelopori mengelilingi dunia dengan mengarungi samudera. Jauh sebelum Laksamana Cheng Ho, dan para saudagar Arab berdagang dan menyebarkan misi suci, nenek moyang kita telah sampai di benua Afrika. Itulah mengapa di sana terdapat beberapa tanaman yang mirip seperti di Indonesia.
Menurut hasil penelitian tersebut, orang-orang Cina belajar membuat konstruksi perahu kepada para pelaut kita. Dan juga mereka belajar bagaimana teori navigasi, sehingga pada akhirnya meluas. Baru setelah itu, muncul pelaut-pelaut Portugis seperti Bartholomus diaz, Magelhans, Vasco Da Gama dll. Begitu pun dengan pelaut-pelaut spanyol seperti Amerigo Vespucci dan Christoperus Colombus, yang secara tidak sengaja menemukan benua Amerika. Padahal tujuan mereka sesungguhnya adalah India, itulah mengapa suku asli Amerika dinamakan Indian, karena Columbus mengira ia telah sampai di India.
Jadi bangsa yang kini jadi negara adikuasa itu sesungguhnya adalah bangsa primitif, yang mungkin saja bila Colombus tidak nyasar ke sana, kehidupan mereka pun tidak semaju sekarang. Bandingkan dengan nasib bangsa kita sekarang, yang hanya jadi negara gurem yang tidak begitu diperhitungkan di kancah dunia.
Untuk itulah Bung Karno dahulu pernah berpendapat bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Ya apabila kita lihat ternyata bangsa kita telah tercatat di tinta emas sejarah dengan prestasi-prestasi yang mengagumkan. Tapi kini mengapa bangsa kita seperti kurcaci di tengah negeri raksasa ? Itu pasti karena kita tidak mengenal sejarah perjuangan bangsa ini !
Anak-anak bangsa kini hanya jadi follower, bahasa halus dari budak bagi bangsa-bangsa asing. Para investor dari negara asing seperti Amerika, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa lainnya, atau negara-negara Asia seperti China, Jepang, Korea, India, dengan asyiknya menjarah bangsa ini. Mulai dari Sumber Daya Alam hingga Sumber Daya Manusianya.
Dan apa yang kita lakukan ?
Kita dengan bangga bilang, lihat nih gue jadi pegawai di perusahaan multinasional ! Gaji gue gede, rumah gue mewah, mobil berjejer di garasi rumah bak show room saja. Dan lain-lain, serba pamer serta membanggakan sebuah kebanggaan semu belaka.
Anda tahu apa yang mereka dapat dari kita ? Logikanya sederhana saja, mereka dapat lebih banyak dan lebih besar dari apa yang kita banggakan dan pamerkan selama ini. Lalu kita tinggal hitung, boleh dengan Kalkulator atau dengan sempoa, yang jelas kalau berhitung secara konvensional dengan jari dua puluh tidak akan cukup ! Sudah berapa lama para penjajah yang mengaku investor itu bercokol di negeri ini ? Apa saja yang telah mereka sumbangkan untuk bangsa ini, dan seberapa banyak harta dan jiwa yang telah terjarah !
Anak-anak muda begitu bangga bila makan di restoran waralaba seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, Starbucks, dll. Padahal bangsa ini selain dikenal dengan kekayaan sumber daya alam juga menyimpan beragam kekayaan kuliner yang luar biasa.
Sebutlah salah satu, misalnya soto. Disana akan kita temui jenis masakan dari etnis dan daerah masing-masing. Misalnya Soto padang, Soto betawi, Soto Mie Bogor , Soto sulung, Soto Sokaraja, Soto Kediri, Sroto Solo, Soto Madura, Soto Makasar dll.
Belum lagi kuliner-kuliner lainnya yang jumlahnya mungkin ribuan. Mengapa kekayaan yang luar biasa ini tidak kita eksplor habis-habisan ?
Belum lagi dari ragam busana seperti batik, kita kebakaran jenggot setelah Malaysia mengklaim batik berasal dari negerinya. Namun, bersyukurlah kita, karena saat ini batik menjadi trend baru. Kalau dulu kita mengenal batik hanya untuk kondangan, tapi sekarang semua orang bergaya dengan batik...(gitu dong !)
Ayo, setelah batik apa lagi ?
Pokoknya jangan sampai orang-orang asing lebih mengenal ragam budaya kita dan kemudian menjualnya atas nama mereka ! Waspalah, waspadalah !
Kini saatnya generasi muda menggali kekayaan bangsa ini dari seluruh aspek kehidupan kita. Jangan mau terus menerus menjadi budak ! Jadilah tuan di negaramu sendiri !
Wallohu ’alam bi showab..

Al Faqir
Abi Fakhri Habibbul Haq
02/08/2008


0 komentar:

Posting Komentar