Minggu, 02 November 2008

MENIKAH DAN JEMPUTLAH BAROKAH

(episode 1)

Ada seorang teman bertanya tentang pernikahan, apa saja yang harus disiapkan, bagaimana caranya menyampaikan pinangan, berapa budget yang harus dikeluarkan, dimana lokasi pernikahannya, bagaimana seremonialnya, dan bagaimana hidup sesudah menikah itu ?
Hmm..dalam hati saya berkata, “nggak salah nih nanya kesini? Ustadz bukan ,ulama bukan, apalagi konsultan pernikahan..”
Tapi baiklah, dengan segala keterbatasan saya coba menjelaskan.
1. Apa saja yang harus disiapkan
a. Landasan Ilmu
Sebagai seorang muslim, maka yang akan disampaikan disini adalah hanya yang ada di dalam ajaran agama Islam, yang tentunya berdasarkan Al Qur’an – As Sunnah dan pendapat para ulama.
Menikah hukumnya adalah wajib, karena perintah menikah langsung datang dari Allah SWT, camkan ayat berikut :

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(QS.An Nuur (24) : 32)


Hadits Rasulullah SAW :
Nikah adalah sunnahku. Barangsiapa tidak mengikuti sunnahku maka ia bukan dari golonganku.


Hadits Rasulullah SAW :
Kawinkanlah orang yang masih sendirian di antara kamu, sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rizki mereka, dan menambah keluhuran mereka.

Lalu timbul sebuah pertanyaan, mengapa kita diperintahkan untuk menikah ?
Jawaban menurut Allah Azza Wa Jalla :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
(QS An Nisa (4) : 1)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(QS.Ar Ruum (30) : 21).


Jadi jelas sudah bahwa sebagai manusia yang islam kita harus menikah, karena menikah adalah sebuah perintah dari Allah dan merupakan Sunnah Nabi. Disanalah dinilai ketakwaan kita, sampai seberapa jauh diri kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya.
Lebih lanjut Allah menginginkan agar kita selaku muslim mampu berkembang biak, beranak-pinak, seperti Rasul pernah bersabda berbanyak-banyaklah jumlah anakmu agar aku dapat bangga dengan banyaknya umatku nanti di hari akhirat kelak. Dan semata-mata di dunia ini agar kita saling bersilaturahim. Dan nikah adalah merupakan salah satu cara bagi kita untuk bersilaturahim, menyatukan dua buah keluarga besar.
Lantas dengan pernikahan kita diharapkan mendapatkan rasa tentram dan mampu menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama. Aneh rasanya bila kini ada orang yang menikah, justru kehidupannya menjadi kacau, dan perangainya menjadi brutal. Bila memang itu terjadi pada akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa orang itu sama sekali tidak memahami untuk apa mereka menikah, sehingga jangankan berkasih sayang, untuk mempertahankan ikatan rumah tangga yang sudah dibuat saja terasa begitu sulit.

b. Kesiapan Mental.
Setelah memiliki ilmu yang cukup tentang menikah, kiranya kita sudah harus memilki mentalitas yang prima untuk siap melangkah ke jenjang pernikahan.
Betul memang, nikah butuh persiapan yang matang baik moril maupun materil. Namun bukan berarti dengan adanya perhitungan semacam itu lantas kita menjadi berhitung dan malah ragu melangkah, timbul ketakutan seakan kita merasa belum cukup pantas, atau bahkan tidak pantas untuk segera menikah.
Tak heran kini begitu banyak orang, baik pria maupun wanita yang hingga usia 30 tahun keatas belum menikah. Begitu banyak alasan yang mereka buat untuk melindungi ketakutan dan ketidaksiapan mereka secara mental. Bila itu terjadi, mengapa masih merasa lebih pintar tanpa ingin belajar dan memahami ilmu agama, khusunya tentang pernikahan? Iqra yaa ayuhannas…bacalah wahai seluruh manusia. Agama dan syariat ini dibuat bukan untuk menyulitkan kalian !
Untuk itu Faa idza azamta faa tawakal alallahu…bulatkan tekadmu dan bertawakallah kepada Allah….

0 komentar:

Posting Komentar