Selasa, 12 Oktober 2010

MELEBUR MENJADI SATU

"Aku di PHK.." Roni berkata lirih dengan tatapan mata yang kosong
"Mas, tak usah sedih, aku kan masih kerja." hibur Rani
"Gimana tanggapan keluargamu nanti?”
"Mas..kita sudah berkomitmen, uang dan materi bukanlah landasan utama rumah tangga kita. Kamu yang mengajari bahwa ibadahlah tujuan kita menikah.." Ujar Rani
"Betul, tapi aku khawatir anggapan dari keluargamu, bahwa aku hanya mengandalkan dirimu..aku hanya numpang hidup..."
Rani tersenyum, "Sudahlah mas.."
"Aku khawatir..."
"Simpan khawatirmu...aku yakin kamu adalah suami yang baik, mampu menafkahi lahir dan batin, kalo sekarang kamu sedang mengalami kesulitan ekonomi itu bukan masalah..aku yakin kamu pasti bisa bangkit lagi.Tak usah khawatir anggapan orang lah"
Roni terdiam dan menundukkan kepala
"Kamu pernah bilang..bahwa pernikahan itu ibarat menyeduh air kopi. Untuk membuat kopi yang enak, kita perlu air panas dan setelah itu kita aduk agar dua zat yang berbeda itu dapat menyatu. Jadi pernikahan itu menyatukan dua keluarga besar, di dalamnya akan ada rasa campur aduk bahkan mungkin akan ada peristiwa yang panas. Tapi justru dengan begitu akhirnya pernikahan itu bisa menjadi sesuatu yang indah untuk dinikmati."
Spontan Roni memeluk Rani sebagai ungkapan cinta dan syukur yang tiada tara.


http://lombaffblogfammpid.multiply.com/photos/hi-res/1M/11"> http://images.lombaffblogfammpid.multiply.com/image/3N8VmbhIPhVcOtc-AveGOg/photos/1M/300x300/13/MPID-Thumbnail.jpg?et=tXUd9gGa+OdMFCqXUnR%2C2A&amp%3Bnmid=0" border="0" alt="" />
http://lombaffblogfammpid.multiply.com/photos/hi-res/1M/11">http://images.lombaffblogfammpid.multiply.com/image/WKtOjXuhKmVOMudZFCsU5g/photos/1M/300x300/11/pestablogger.com.jpg?et=C2v+KDi+E2Yx9lutwdQuJw&amp%3Bnmid=0" border="0" alt="" />
http://blogfam.com/forum/" target="_blank">http://blogfam.com/images/bloggerfamily.gif" border="0" alt="BlogFam Community" width="120" height="45" />


Jumat, 08 Oktober 2010

TAHU

Pagi ini kembali Allah SWT membisikkan Hikmahnya ke relung kalbu ini...

Berawal dari sebuah Tahu yang terjatuh dari dapur kami, beberapa tahu yang baru terbeli itu hancur seketika. Awalnya aku tak begitu tertarik karena itu hanya sebuah kejadian biasa. Namun, tiba-tiba...Eureka ! aku mendapatkan sebuah ide dan juga sebuah pelajaran baru tentang peristiwa yang dianggap biasa oleh siapapun itu.

Aku jadi teringat dengan kegagalan-kegagalanku dalam menghadapi ujian hidup, begitupun dengan kegagalan beberapa orang yang ada di sekitarku, baik yang di "curhat"kan secara langsung atau hanya sekedar mengetahui sepintas lalu.

Rata-rata orang ketika sedang mengalami kegagalan memiliki kecenderungan untuk terpuruk. Seolah kegagalan itu adalah kiamat alias kehancuran total. Seolah kegagalan itu adalah sebuah kenistaan tingkat tinggi, dan tidak akan mungkin dapat di kembalikan atau di carikan solusi terbaik dari hal itu.

Melihat tahu yang hancur itu sepintas kita pun akan merasa sama, namun sesungguhnya tahu itu masih bisa di olah serta kembali di konsumsi. Memang, secara bentuk memang kita tak bisa membuat tahu goreng, tahu bacem, atau olahan tahu lain yang masih menghendaki tahu yang berbentuk kenyal itu. Tahu itu masih tetap bisa di nikmati dengan diolah menjadi pepes tahu misalnya...atau jenis masakan lain (Mungkin chef Farah Quin lebih ahli dalam hal ini..)

Begitu pun manusia yang gagal dalam setiap kehidupannya...harusnya ia tak boleh terpuruk, minder, trauma, apalagi paranoid. Selama Tuhan masih memberikan waktu bernafas yang cukup sesungguhnya semua itu masih dapat teratasi.

Kita seringkali menyalahkan masalah, orang lain serta situasi yang terjadi karenanya, padahal sesungguhnya sikap kita lah yang salah dalam menanggapi setiap masalah yang terjadi tersebut. Betul, memang ada andil dari faktor eksternal, namun bukan berarti itu sebuah kesalahan mutlak. Bukankah kita juga pernah melakukan kesalahan, lantas mengapa kita begitu senang menyalahkan bukannya mencari jalan keluar atas apa yang terjadi. Padahal itulah yang tentunya di butuhkan segera untuk di selesaikan...

Ketika Tahu hancur, harusnya kita melihat mengapa tahu itu bisa hancur, dan seharusnya kita berusaha memahami minimal ingin tahu mengapa tahu itu bisa hancur. Begitu pun yang kulakukan saat tadi. Begitu kulihat tahu hancur timbul sebuah pertanyaan di benakku, bahan apa sih yang menyusun tahu itu. Lalu bagaimana proses pembuatan tahu sampai ia bisa seperti yang kita lihat sekarang hingga sebelum tahu itu hancur...

Dan inilah info yang kudapat..

Tahu adalah hasil olahan dari kacang kedelai,begitupun dengan tempe, kecap dan susu kedelai. Tahu yang dominan dengan kacang kedelai ini memiliki kandungan protein yang tinggi.

Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung,tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.

Dan ini proses pembuatan Tahu :

CARA PEMBUATAN

1) Pilih kedelai yang bersih, kemudian dicuci;

2) Rendam dalam air bersih selama 8 jam (paling sedikit 3 liter air untuk 1 kgkedelai). Kedelai akan mengembang jika direndam;

3) Cuci berkali-kali kedelai yang telah direndam. Apabila kurang bersih makatahu yang dihasilkan akan cepat menjadi asam;

4) Tumbuk kedelai dan tambahkan air hangat sedikit demi sedikit hinggaberbentuk bubur;

5) Masak bubur tersebut, jangan sampai mengental pada suhu 700 ~ 800C(ditandai dengan adanya gelembung-gelembung kecil);

6) Saring bubur kedelai dan endapkan airnya dengan menggunakan batu tahu(Kalsium Sulfat = CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1 litersari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diadauk perlahan-lahan.

7) Cetak dan pres endapan tersebut.

5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN TAHU

(Sumber :http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/tahu.pdf)

Mari kita kembali ke diri yang sedang mengalami kegagalan tadi...

Seharusnya setiap diri yang gagal itu pun mampu mengurai setiap masalah yang terjadi hingga ia memahami potensi apakah yang sesungguhnya ia miliki. Orang yang putus asa adalah karena ia sudah tertutup dengan masalahnya itu dan enggan keluar dari kondisi itu. Jadi alangkah baiknya kita keluar dari kondisi itu dan melakukan pemetaan masalah, sehingga tanpa di sadari emosi yang tercurah tidak akan menghamburkan begitu banyak energi di tubuh kita.

Lihatlah contoh kasus tahu yang hancur itu...apa kita pernah mengetahui bahwa ternyata protein dari kedelai kadarnya sangat tinggi. Bayangkan dibanding dengan daging, ternyata kadar protein tahu yang notabene nya dari tahu ternyata lebih tinggi.

Sahabat...ada baiknya kita pun menghargai sebuah proses...bila tahu yang ternyata memiliki proses begitu panjang dan tidak mudah untuk menjadi sebuah tahu, sepertinya tidak pantas bila tahu yang hancur langsung kita buang bukan ?

Begitupun diri kita, bertahun-tahun kita hidup dengan mengalami jutaan peristiwa, bahkan persaingan menuju sukses sudah terjadi ketika manusia masih dalam bentuk sperma serta ovum, namun begitu kita merasa gagal lantas kita hancurkan diri dengan berputus asa.

Orang sukses adalah bukan orang yang tak pernah gagal, tapi ia selalu berhasil mengatasi kegagalannya dengan sikap terbaik !

Sahabat....mari hari ini kita belajar dari sebuah Tahu...agar kita menjadi lebih Tahu dan mendapatkan pengetahuan baru dalam mengatasi kegagalan...

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi anda adalah makhluk paling sempurna yang telah diciptakan Tuhan ! Janganlah kita pungkiri hal itu...bersikaplah sempurna, yaitu dengan senantiasa tunduk kepada Sang Maha Sempurna...Allah Subhanahu Wa Ta'ala...

Wallahu a'lam...

JERIT MEMOHON UNTUK TUHAN

Ketika udara sedang sangat panas dan mentari bersinar terik seorang kuli panggul di sebuah gudang beras berjalan tergopoh dengan menanggung beban berat di punggungnya. Peluh menetes di sekujur tubuhnya di iringi dengan semerbak bau tubuhnya yang khas, ia menyeka peluhnya itu. Buah jakun di tenggorokannya turun naik menandakan dahaga sedang menyerangnya. Kemudian ia pun duduk di beberapa tumpuk karung beras yang beberapa waktu lalu di panggulnya. Ia seka keringat yang menetes di dahinya seraya berkata, "Ya Allah...panas banget ni hari...ujan dong..Ya Allah turunin ujan buat kita dong...saye kagak kuat lagi nih...tolong Ya Allah..tolong...."

Sementara di tempat lain dalam waktu yang bersamaan Hujan deras disertai angin dan halilintar sedang terjadi. Seeorang pengendara motor memarkir motornya di bawah fly over, ia berteduh setelah pakaiannya basah kuyup dengan hujan yang datang tiba-tiba. Ia sedikit memeras pakaiannya itu. Dan bergumam, "Ya Tuhan..perasaan tadi berangkat panas banget, kenapa sekarang jadi hujan begini deras ya...? Tuhan...pakaianku basah kuyup, tapi untuk pulang lagi waktunya ga mungkin ke kejar...Tuhan...tolong dong kasih panas kayak tadi...aku pingin datang on time nih ya Tuhan...bisa berabe kalo nggak...Plissss..."

Dan tak jauh dari sana hiduplah sepasang suami istri yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hujan deras kali ini benar-benar membuat mereka repot. Genting mereka bocor di sana-sini, lantai yang hanya plesteran semen itu pun jadi licin karena beberapa sudutnya mulai sedikit tergenang. Sang suami sibuk mencari wadah untuk air hujan yang bocor ke rumah reot mereka. Sementara sang istri terlihat sibuk menenangkan kelima anaknya yang masih berusia di bawah sepuluh tahun.

"Eh pade diem ngape sih lu ! kagak liat ape ni rumah bocor ! noh liat baba lo sibuk nampanin aer ujan...! Kapok dah gue nih punya anak ! Gara-gara lo nih sering-sering minta begituan ! Kerja kagak lo !" Sang Istri terlihat begitu senewen

"Heh..enak aja lo nyalahin gue ! Dasar lo aja yang kesuburan ! ibarat kate di senggol doang jadi ! Pan gue iseng...namanya juga pengangguran, ya daripade nganggur trus ngelamun jorok kan mending begituan, Halal !" balas Sang suami

"Ya Alloh...tolong jangan bikin subur rahim gue lagi dah...! capek jadi orang miskin yang banyak anak begini...!"

Dalam jeda waktu yang tak beberapa lama di gudang beras, si Kuli panggul telah melanjutkan pekerjaannya. Ia kembali mengangkut beras dari truk ke gudang. Ia melewati tuannya yang sedang menelepon istrinya.

"Sayang...sudahlah...kita baru menikah lima tahun...jangan terlalu di pikirin..." Ujar si Tuan menenangkan istrinya di ujung sana yang terdengar menangis.

"Nggak di pikirin gimana sih yang ! Adik-adikku sudah pada hamil ! Kamu tau kan tuntutan orang tua kita ? "

"Ya, habis mau giman lagi..? Segala cara udah kita lakuin kan ? Tes terakhir kita berdua dinyatakan sehat malah...apa lagi yang harus kita lakuin hah ? duit kita aja udah abis puluhan juta !"

Dan setelah itu terjadi perdebatan sengit diantara mereka dengan diakhiri terputusnya telepon karena masalah sinyal.

"Halo..halo..yank...Hufff..." Si Tuan menghela nafas

Pikirannya terasa lelah, dan jiwanya pun terasa kian lelah oleh permasalahan itu. Dan ia pun berkata, "Tuhaaaan...dimana keadilan Mu ? Ada sementara orang yang kumpul kebo kau beri anak, tapi kami pasangan resmi yang berada di bawah naungan Mu tak kau beri anak hingga usia pernikahan kami yang ke lima ! Tuhaaaannn....berilah kami anak...satuuuu ajaaa..."

Waktu pun terus bergulir tanpa kita tahu apa yang terjadi di balik rahasia setiap tempat dan kejadian yang berlangsung terus...

Dan ternyata, banyak dari kita yang masih kurang mensyukuri atas ni'mat dan kehendak Allah SWT...Naudzubillahi min dzalik...semoga itu bukan kita...dan bila terjadi mari segera syukuri terhadap apapun yang telah DIA berikan kepada kita....

Senin, 04 Mei 2009

WAHAI ORANG YANG BERSELIMUT !

Sahabat...terkadang kita tidak sadar sedang menutupi diri dengan selimut yang begitu tebal. Sehingga kita terkukung, dan menjadi pribadi yang tidak comfortable. Ketidaknyamanan itu pertama kali tentunya akan menyerang diri sendiri, karena masing-masing pribadilah yang menjalani itu semua.
Dari adanya ketidaknyamanan pribadi tersebut barulah kemudian akan menjangkiti orang disekitar kita. Terjangkit bukan berarti mereka akan melakukan hal yang sama dengan kita, namun orang akan melihat adanya perubahan dalam diri kita. Orang akan merasakan kita sebagai pribadi yang tertutup, atau sebagai pribadi yang tidak menarik. Pada akhirnya kita akan semakin merasa terkucil dikarenakan ke engganan orang untuk berinteraksi dengan kita.
Bentuk selimut diri itu bermacam-macam ada yang berupa egoisme, keangkuhan, keterpurukkan nasib, kemalasan, ketakutan, nafsu syahwat, dan lain sebagainya.
Selimut-selimut diri semacam inilah yang harus kita lipat dan buang jauh-jauh. Pada hakikatnya selimut adalah sebuah benda yang berguna untuk menutupi diri, tapi kondisi itu biasanya hanya bersifat temporer. Begitupun kita dalam menghadapi selimut diri semacam itu, mungkin memang hal-hal seperti itu akan menimpa kita. Namun yang menjadi tidak baik adalah manakala hal ini dipertahankan untuk menjadi permanen.
Jadi, kenalilah selimut-selimut diri yang dapat mengukung kebebasan kita selaku hamba Allah. Dan manakala kita merasa sudah terselimuti, maka bebaskan segera diri kita agar jangan sampai selimut itu menyelimuti terlalu lama.
Kemudian bangkit dan beri peringatan, terutama kepada diri sendiri dan untuk orang lain. Peringatan untuk diri sendiri bisa berupa kewaspadaan dan pengenalan terhadap aneka selimut diri yang pernah menyelimuti dan kemudian diteruskan dengan sebuah langkah untuk mengantisipasi manakala akan terjadi lagi "penyelimutan diri". Peringatan untuk orang lain adalah sebuah bentuk sosialisasi kita tentang aneka selimut diri tadi, dan menyampaikan langkah kongkrit agar orang tidak menjadi individu yang gemar berselimut.
Dan besarkanlah Allah SWT selalu ! tanpa kita libatkan kehadiran DIA, maka kesemuanya hanyalah sebuah perbuatan yang sia-sia saja. Karena potensi dan kecenderungan setiap manusia adalah senantiasa condong ke arah kesesatan. Jadi hadirkan DIA di dalam setiap hembusan nafas dan derap langkah kita selanjutnya hingga pada akhirnya kita menjadi pribadi-pribadi paripurna yang tanggap, tanggon dan trengginas........

Sabtu, 18 April 2009

BERGANTUNGLAH KEPADA ALLAH (2)

Menyambung tulisan singkat sebelum ini, saya kembali coba mengurai sebuah pembahasan tentang keharusan kita bergantung kepada Allah SWT. Mengapa kita harus bergantung sepenuh hati kepada-Nya, dan bagaimana caranya.
Hal demikian terjadi dan sangat ingin saya kemukakan adalah karena ini terjadi di dalam kehidupan pribadi saya. Tepatnya ketika mengelola bisnis warung makan yang saya dirikan bersama istri yang dibantu oleh kedua orang tua kami beserta saudara-saudara dari pihak istri.
Sebuah fenomena yang sebelumnya sudah saya dengar, namun kini benar-benar saya rasakan secara langsung.
Sebelum ini saya pernah dengar bahwa kalau mau berdagang,khususnya warung makanan (nasi) harus punya "penglaris" atau "pemakai". Tanpa itu katanya kita tidak akan pernah bisa maju. Rupanya, saya "terpaksa" harus mengiyakan hal tersebut. Mengapa? semua hal yang pernah saya dengar ternyata benar-benar terjadi ! Tiga hari setelah saya buka, saya mencapai pendapatan yang tertinggi, dan besoknya selama tiga hari nasi kami basi tanpa sebab yang jelas. Padahal kualitas beras yang kami gunakan adalah kualitas yang baik, artinya beras asli yang bukan oplosan ! Dan setelahnya berturut-turut ada lalat dan serangan kecoa yang jumlahnya bs ratusan. Dan setelah itu warung kami sepi pengunjung. Ada orang yang berkomentar bahwa warung kami terasa gelap dan tidak nyaman. Semua orang jalan seolah-olah tidak melihat keberadaan warung kami.
Satu persatu personil kondisinya melemah, dimulai dari saya yang demam selama beberapa hari dan seterusnya. Mulai dari situlah kebimbangan merasuki diri saya. Beberapa orang menyarankan agar saya meng-counter mereka dengan menggunakan "penglaris" juga. Alhamdulillah, Allah memberikan hidayah-Nya. Saya meningkatkan ibadah shalat malam, dan disitu saya mendapatkan sesuatu. Ya..saya diberikan sebuah keyakinan bahwa semua itu adalah "bullshit" omong kosong !
Dari sana saya melihat bahwa kalau kita mau menggantungkan nasib, dan percaya sepenuh hati kepada kekuasaan Allah, maka dunia pun akan mengikuti kita. pahamilah sepenuh hati surat Al Ikhlash. Disitulah kunci buat kita meuwudkan impian di dunia tanpa harus berbuat syirik...wallahu 'alam...

Senin, 02 Maret 2009

BERGANTUNGLAH KEPADA ALLAH

Semalam saya berbincang dengan seorang teman yang intinya adalah menyatakan bahwa ternyata kini masyarakat kita tengah dilanda "penyakit" Wahn...apakah penyakit Wahn itu..?
Dalam sebuah riwayat Rasullullah bersabda bahwa kelak umatku akan diperebutkan seperti sebuah makanan yang disajikan namun disekitarnya dikelilingi oleh anjing. Kemudian salah seorang sahabat bertanya,"mengapa hal demikian sampai terjadi ya Rasul? apakah karena jumlah kita yang sedikit?" Kemudian Rasulullah menjawab,"tidak. Justru ketika itu umat islam bertambah banyak." Dan sahabat pun bertanya kembali,"lalu apa yang terjadi dengan mereka ?" Rasul menjawab, "mereka semua terkena penyakit wahn.." Dan sahabat kembali bertanya,"apakah yang dimaksud penyakit wahn itu ya rasulullah?" Rasul menjawab,"wahn adalah penyakit cinta dunia dan takut mati..."
Shodaqurrasul yaa karim...Rasulullah telah berkata benar dan tepat. Lihatlah kondisi umat islam sekarang. Kita memang mungkin berada di tengah,sebagai center of interest. Tapi lihat pulalah betapa banyak orang yang mengelilingi ingin menghancurkan islam..!
Dan sebenarnya yang paling berbahaya sebenarnya bukanlah musuh yang datang dari luar islam, melainkan adalah musuh yang ada didalam tubuh umat islam sendirilah yang harus kita waspadai.
Agar kita tidak dihancurkan sebenarnya ada satu jalan. Apakah itu ?
Iqra yaa ayuhal muslimun...bacalah wahai orang-orang islam...bacalah Al Qur'an mu, bacalah kondisi alam dan jaman ini.
Dan mungkin kita akan menjawab seperti yang dahulu Muhammad alami, yaitu..maa ana bi Qari..saya tidak dapat membaca. Apa yang harus kita baca...?
Maka kini kita ikuti sunnah Rasul tersebut...(jangan cuma sunnah Rasul yang tiap malam jumat saja yang kita jalani).
Sebagai bahan bacaan untuk kita semua adalah bahwa selain penyakit wahn tadi ternyata umat sekarang sudah sedemikian bobroknya. Mereka lebih percaya kepada selain Allah. Kini telah terjadi "penyembahan-penyembahan" kepada selain Allah....
to be continued..

Senin, 12 Januari 2009

"TUNJUKKAN DIMANA LETAK PASAR..!"

Era krisis global melanda dunia...kondisi pasar dunia bergejolak. Dan kini bangsa kita terkena imbas dari itu semua, pabrik-pabrik dan kantor-kantor mulai mengefesiensikan diri mengambil ancang-ancang untung melakukan pengurangan pegawai.
Mengerikan ! jutaan orang di prediksi bakal menjadi pengangguran dimana hal tersebut akan menimbulkan kemiskinan baru. Negara kita yang sedang menata ini, seakan bersiap untuk menghadapi keterpurukkan yang teramat buruk. Lantas apa sikap kita menghadapi semua itu ?
Saya jadi teringat kisah shiroh Nabawiyah, atau kisah perjalananan Nabi Muhammad SAW.....
Ketika itu Nabi dan para pengikutnya baru saja eksodus/hijrah ke kota yastrib atau yang kemudian kita kenal sebagai kota Madinah Al Munawaroh. Tahun itu adalah tahun yang pahit untuk kaum muslimin, mereka dalam kondisi yang teramat sulit. Para sahabat yang loyal kepada nabi dengan gagah perkasa begitu berani mengeluarkan sebagian bahkan seluruh hartanya sebagai dana perjuangan. Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin mendapat tekanan demi tekanan yang tiada terkirakan, bahkan sempat mengalami embargo ekonomi yang dilakukan oleh kaum kaum musyrikin Mekkah.
Para sahabat Khulafaur Rasyidin telah menyumbangkan harta mereka dengan ke ikhlasan dan kemudian di ikuti oleh salah seorang sahabat yang tergolong konglomerat seperti Abdurrahman bin 'Auf. Dengan gagah perkasa ia menyumbangkan seluruh hartanya kepada perjuangan islam. Dan ketika itu Nabi serta para sahabat lainnya terkesima, dan nabi bertanya, "sisakan hartamu untuk dirimu dan keluargamu." Dan kemudian dengan gagah ia hanya menjawab, " Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku dimanakah arah pasar..."
Dan setelah beberapa waktu, Abdurrahman bin 'auf menunjukkan kepada Nabi dan kaum muslimin, ia berhasil kembali mengumpulkan harta dengan cara berdagang...subhanallah...
Lihatlah mental para sahabat radhiallahu anhum mereka tidak sedikitpun merasa berduka telah kehilangan harta benda yang bisa dibilang tidak sedikit. Dengan kelapangan jiwa, keberanian dan tentunya kreatif serta inovatif mereka kembali dapat menjadi orang kaya harta.
Dan kita...?
Kenapa kita harus terpuruk dan merasa begitu miskin hanya karena kita di PHK? Mengapa begitu kecil nyali ini untuk memulai sebuah usaha hanya karena takut tidak laku, atau bahkan takut bangkrut? Bagaimana bila kita berada di dalam kondisi seperti saat itu yang jelas-jelas dalam kondisi di embargo, dan datang ke sebuah kota yang sama sekali tidak mereka kenali medannya.
Belajarlah dari Abdurrahman bin Auf yang dengan gagahnya berkata minta ditunjukkan pasar, padahal kala itu ia tidak memiliki modal harta sedikitpun. Apa yang membuat beliau begitu tegar ? satu jawabannya....inna lilahi wa inna ilaihi raji'un...sesungguhnya yang datang dari Allah maka Allah lah tempat kembalinya..
Maksudnya, janganlah kita bermental miskin, karena pada hakikatnya memang kita tidak memiliki apapun...itulah ikhlas.
Namun ikhlas saja tidak cukup, karena the show must go on, untuk itulah perlu disertakan dengan tawakal..faa idza azamta faa tawakal 'ala allahu...bulatkan tekad dan berserahlah kepada Allah SWT....
Kebulatan tekad di dasari oleh keteguhan dan keyakinan bahwa Allah Maha Kaya dan Maha berkehendak..(jadi untuk apa kita ragu...?), jalani semua itu dan pasrah ke hadirat ilahi rabbi..Insya allah keberkahan menyertai kita...
Jadi selaku orang beriman, kita tidak boleh takut dengan banyaknya kompetitor di bidang bisnis, justru dengan itu kita harus yakin dan kreatif. Ingatlah bahwa rejeki seseorang itu tidak akan tertukar, Allah sudah mengaturnya sedemikian rupa....
Dan kini semua tergantung anda, sanggupkah anda berkata, "dimanakah pasar.." dan berani berjibaku di dalamnya tanpa keputus asaan dengan menyerahkan segala hasil hanya kepada Allah Azza Wa Jalla....
Wallahu 'alam bi showab...